Bayu Wira Pratama
Bayu Wira Pratama Mahasiswa

Saya adalah seseorang yang terus mencari identitas dan belajar untuk terus belajar. Sangat menghargai pengetahuan, apalagi ketidaktahuan.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Puasa Bukan Halangan Mencatatkan Sejarah

23 Maret 2023   21:29 Diperbarui: 23 Maret 2023   21:33 776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puasa Bukan Halangan Mencatatkan Sejarah
Potret Abdurrahman An-Nashir, khalifah terbaik Dinasti Umayyah Andalusia yang lahir di Bulan Ramadhan. (Sumber foto: www.worldhistory.org)

Masjid-masjid tertua dan bersejarah mulai dibangun di bulan ini, sebut saja Masjid Amr bin Ash di Mesir dan Masjid Al-Qairuwan di Tunisia. Pun demikian dengan salah satu universitas tertua di dunia, yaitu Universitas Zaitunah yang kelak melahirkan alumni sekaliber Ibnu Khaldun.

Namun, di antara sekian banyak catatan sejarah gemilang umat Islam tersebut, satu peristiwa paling agung dan sarat hikmah adalah Perang Badar Al-Kubra yang terjadi pada 17 Ramadhan 2 H. Bukti bahwa kuantitas bukan tolak ukur pasti dalam jalannya peperangan. Pertolongan Allah itu nyata, dan cahaya kebenaran tak akan mudah dipadamkan. Dengan indah disampaikan oleh Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki dalam salah satu kajiannya di Masjidil Haram dahulu, "Segala macam kemenangan, kegemilangan, prestasi umat Islam yang penuh berkah, semua keberkahannya kembali kepada kemuliaan di hari itu, yakni hari kemenangan umat Islam di Perang Badar."

Semua peristiwa itu terjadi ketika waktu berpuasa. Subjek-subjek yang melaksanakannya dalam kondisi menahan hawa nafsu. Bagi mereka, puasa bukanlah halangan, tapi suatu kekuatan tambahan. Hal ini yang menyebabkan mereka merencanakan penaklukan, membangun peradaban, dengan penuh penghayatan, akal pikiran yang jernih, dan visioner. Semua peristiwa tersebut hanya akan menjadi catatan kelam dalam memori umat andaikata mereka melaksanakannya ditumpangi hawa nafsu belaka. Tak ada kesabaran, tak ada keterikatan dengan Allah.

Lalu, bagaimana dengan kita? Tak perlu merasa insecure dengan capaian generasi terdahulu. Tantangan-tantangan dan peluang-peluang masa lalu dan masa kini berbeda. Kita juga bisa menaklukan. Kita juga bisa membangun. Silahkan ekspos keahlianmu, minat dan bakatmu, diniatkan untuk manfaat bagi umat Islam pada khususnya, dan umat manusia pada umumnya.

Salah satu yang paling kentara adalah menaklukan hawa nafsu dan fanatik mazhab dan membangun ruang publik dimana sesama muslim, entah apa pun pandangannya, perbedaan pendapat di dalamnya, tidak menghalangi mereka untuk duduk bersama, melakukan kebaikan bersama, dan tidak memaksakan pendapat kepada sesama.

Untuk menuju angka 10, bisa melewati 2+5, 3+7, 2+8, 1+9, 5+5, 6+4, 10+0. Marilah di momen Ramadhan ini, begitu pula seterusnya, sudah sepantasnya sesama muslim, sesama orang yang mengimani Allah Tuhan Yang Maha Esa dan Rasulullah Muhammad Saw. sebagai utusan-Nya, tidak membuat risih dan mencelakakan yang lainnya.

Betapa indahnya tulisan ini ditutup dengan kalam Habib Ali Al-Jufri yang dikutip dari Kemanusiaan Sebelum Keberagamaan, bahwa "mereka yang setuju denganmu adalah saudara-saudaramu, pun mereka yang tidak setuju denganmu juga adalah saudara-saudaramu."

Selamat menjalankan ibadah puasa dengan akal dan hati yang jernih.

Rujukan:

1. Al-Baghdady, Abdurrahman. Peristiwa-Peristiwa Penting di Bulan Ramadhan. Jakarta: Cakrawala Publishing, 2012.

2. Al-Jufri, Habib Ali. Kemanusiaan Sebelum Keberagamaan. Jakarta: Penerbit Noura Books, 2020.

3. Telegram @Ahmed_Bafagih

4. Video Ceramah Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki di Masjidil Haram (tahun rekaman tak diketahui dengan pasti)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun