Kepala SMA Cinta Kasih Tzu Chi | Sekolah Penggerak Angkatan 2 | Narasumber Berbagi Praktik Baik | Kepala Sekolah Inspiratif Tahun 2022 Kategori Kepala SMA | GTK Berprestasi dan Inspirasi dari Kemenag 2023 I Penyuluh Agama Katolik Non PNS Teladan Nasional ke-2 tahun 2021 I Writer | Pengajar K3S KAJ | IG: masguspung | Chanel YT: Purwanto (Mas Pung) | Linkedln: purwanto, M.Pd | Twitter: @masguspung | email: bimabela@yahoo I agustinusp134@gmail.com
Ramadan Saat Mamak Melatih Aku Bekerja Keras
Mamak. Begitulah cara saya menyebut ibu. Mamak sangat keras bekerja setiap memasuki Bulan Ramadan. Mamak keliling kampung mencari hasil bumi milik warga kampung untuk dibeli kemudian dijual kembali. Saya tidak tahu berapa untungnya.
Saya selalu ikut mamak mencari barang dagangan. Pada mulanya bukan karena saya bisa membantu, tetapi karena mamak saya tidak tega meninggalkan saya sendirian di rumah. Sejak saat itu saya merasakan betapa keras mamak bekerja agar anak-anaknya punya baju baru pada hari lembaran. Sungguh, bulan Ramadan menjadi bulan mamak melatih aku bekerja keras.
Kebiasaan itu terus berlanjut hingga saya SMP. Saya mulai benar-benar membantu mamak bekerja dengan mencari barang dangangan.
Masih ingat dalam ingatan saya. Pada waktu itu hari sudah larut sore. Matahari sudah mulai terbenam di ufuk barat. Gelap keadaan membuat jalan yang kami lalui tidak tampak lubang. Saya menuntun sepeda yang bermuatan beberapa tandan pisah mentah yang akan dijual kembali. Tiba-tiba ada lubang, dan sepeda saya miring mau roboh. Saya tidak kuat menahan beratnya beban sepeda.
Secara spontan kaki saya menahan sepeda yang berbeban berat agar tidak roboh. Kalau roboh pisah akan rusak. Rupanya kaki saya kena besi yang ada dibawah pedal sepeda. Darah mengucur dari luka kaki saya.
Melihat saya terluka, mamak nangis memeluk saya. Mamak yang melihat saya terluka tampaknya lebih sakit daripada saya. Saya tahu kasih sayangnya yang membuat mamak merasa sakit.
Kerja keras. Itulah pelatihan diri yang aku rasakan dari mamakku selama masa Ramadan. Giatnya mamak bekerja menjadi kenangan yang terus hidup disanubariku ketika Ramadan tiba. Kenangan ini begitu kuat. Kenangan akan mamakku yang bekerja keras selalu hadir ketika Ramadan tiba. Dan setiap bulan Ramadan, rasa kangen saya kepada mamak sangat dalam hingga tiba-tiba air mata menetes. Mamak sekarang sudah bahagia di surga.
Saya sangat bersyukur mamak menanamkan semangat kerja keras. Berkat semangat ini saya bisa mengisi waktu saya dengan produktif. Mengingat kembali kebersamaan bersama mamak pada saat bekerja keras memunculkan energi positif dalam diriku untuk menghargai waktu dan profesi.
Saya mendapatkan pendidikan hati dan semangat bekerja keras pada bulan Ramadan. Sampai sekarang saya memaknai hidup dengan bekerja keras bukan karena saya dililit kemiskinan tetapi karena bekerja keras adalah bentuk menghargai waktu dan mengangkat martabat kemanusiaan.