Bukber Bersama Teman Lama, Jaga Niat Jaga Etika
Ya, bagi sebagian orang mereka merasa tak ingin kehidupan pribadi mereka dikulik-kulik. Pertanyaan-pertanyaan seperti sudah menikah, sudah punya anak, sudah memiliki apa saja dan sederet pertanyaan-pertanyaan lainnya yang menjurus ke ranah pribadi hanya akan membuat mereka merasa tak nyaman. Karena itu perlu dihindari.
3. Bukber bukan ajang flexing, karena itu jangan lakukan.
Godaan flexing menjadi sesuatu yang tak terhindarkan disaat pertemuan dengan teman lama. Semacam ada rasa puas ketika bisa memamerkan keberhasilan, prestasi, ataupun kemewahan yang dimiliki.
Bagaimanapun juga kita harus melihat kenyataan bahwa nasib semua orang tak sama. Tak semua orang bisa menikmati keberuntungan dalam hidupnya. Ada sebagian yang harus bergulat dengan kegagalan. Dan tugas kita adalah menjaga perasaan mereka agar tidak tersinggung gara-gara hobi kita melakukan flexing.
4. Menjaga kewarasan
Menjaga kewarasan juga perlu untuk mendapat perhatian. Jangan ulangi kegilaan atau kekonyolan yang dulu sering kita lakukan. Maklum, kita hidup di zaman sekarang, bukan zaman dahulu.
Ya, terkadang kita lupa bahwa kita telah memasuki dimensi yang berbeda dalam hidup kita. Masing-masing dari kita telah memasuki lorong waktu yang membuat kita berada di zaman sekarang, bukan zaman dahulu. Karena itu penting bagi kita untuk menjaga kewarasan.
Ya, kita perlu menjaga sikap, menjaga tindak tanduk agar tidak menyakiti perasaan teman lama kita. Meskipun mungkin kita dahulunya tergolong teman yang suka konyol, berprilaku agak gila cukup jadikan itu sebagai bagian dari kenangan saja. Jangan diulangi diulangi apalagi diromantisaai.
Bukber bersama teman lama itu sejatinya adalah momen istimewa. Momen yang seharusnya dirayakan dengan rasa bahagia. Karena itu perlu bagi kita untuk menjaga niat dan menjaga etika agar acara yang spesial ini terasa lebih bermakna.
(EL)
Yogyakarta, 14032024