Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.
Rindu terhadap Tradisi Menyambut Ramadhan
Datangnya bulan Ramadhan 1443 H disambut meriah masyarakat muslim di Indonesia. Terdapat berbagai tradisi menyambut bulan suci di berbagai daerah. Dari yang bersifat individual hingga komunal. Membersihkan diri, mengirim doa kepada orang tua dan para pendahulu, ziarah kubur, makan bersama dan seterusnya.
Dikutip dari kompas.com, tradisi yang biasa dilakukan dalam menyambut bulan suci adalah, di antaranya:
1. Padusan. Berendam atau mandi pada sumber mata air sehari sebelum puasa, dimaksudkan untuk membersihkan jiwa dan raga. Dilakukan oleh masyarakat di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
2. Tukuder dan makan telur ikan. Menjelang ramadhan, masyarakat Kendal melakukan tradisi Tukuder atau membeli (tuku) makanan. Juga memakan telur sejenis ikan pari bernama mimi. Mereka mempercayai, telur ikan Mimi biasa disantap oleh penyebar agama Islam pada masa lampau.
3. Mohibadaa. Warga Gorontalo, Sulawesi, membalurkan wajah dengan rempah, terbuat dari tepung beras, humotopo (kencur), bungale (bangle), alawahu (kunyit), menjelang puasa. Masker wajah ini digunakan agar menjaga kulit tidak kering, saat cuaca panas di bulan menjalankan puasa.
4. Dandangan. Diawali dengan kebiasaan para santri berkumpul di depan Masjid Menara Kudus, sambil menunggu penentuan awal Ramadhan. Lalu Kirab Dandangan, yang menampilkan budaya setempat, dan kegiatan lain-lain. Keramaian tersebut diikuti oleh munculnya para pedagang.
4. Malamang. Tradisi Malamang dilakukan oleh warga Kota Padang, Sumatera Barat. Penganan terbuat dari beras ketan yang dimasak dalam selongsong bambu dibakar.
5. Nyadran. Tradisi menyambangi atau berziarah ke makam orang tua, leluhur, dan kerabat untuk mendoakan mereka. Tradisi nyadran umumnya dilakukan oleh warga Jawa Tengah, tetapi kebiasaan ziarah kubur juga dilakukan pada masyarakat di daerah lainnya.
6. Arwah Jamak. Sebuah tradisi warga Demak, yakni kegiatan berkumpul dan membaca doa bersama menyambut datangnya Ramadhan, serta mendoakan arwah para leluhur.
Kegiatan ini juga dilakukan selama sepuluh hari terakhir pada malam ganjil bulan Ramadhan.