Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.
Pentingnya Menahan Marah saat Berpuasa
Lantas, bagaimana cara menahan marah, terutama saat berpuasa?
Pelampiasan marah, seperti yang saya lakukan di atas, berujung kepada penyesalan. Mengapa tidak dibicarakan secara baik-baik? Apakah tidak ada jalan keluar yang lebih baik?
- Tarik napas dalam-dalam dan embuskan pelan-pelan, beberapa kali sampai merasa lebih tenang. Dan berpikirlah dengan jernih.
- Pikirkan, apakah marah merupakan jalan penyelesaian terbaik? Jika tidak, tahan dulu. Bisa jadi dari pembahasan mengenai pokok-pokok permasalahan akan muncul solusi.
- Pertimbangkan, betapa berharganya hubungan pertemanan atau relasi sosial yang dikorbankan demi nafsu marah.
- Keadaan diri yang tenang dan berpikir jernih, membawa kepada ucapan yang santun tertata, tetap tegas, jelas, dan tidak konfrontatif.
- Bila telah diperoleh akar permasalahannya, lupakan. Jangan menyimpan dendam dan emosi berlarut-larut.
- Akhirnya, renungkan sekali lagi bahwa Islam menyeru kepada orang-orang, yang mampu menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang lain.
Dengan uraian di atas, betapa pentingnya menahan marah, terutama ketika diujikan pada bulan Ramadhan. Mampu menahan nafsu marah berdampak baik untuk kesehatan diri, hubungan pertemanan dan sosial, maupun untuk kadar keimanan kita. Mumpung bulan baik.
- "Dan berlomba-lombalah kepada ampunan dari Tuhan kamu dan surga yang lebarnya (seluas) langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang berbakti,"
- "Yang menderma diwaktu senang dan susah, dan menahan marah, dan memaafkan manusia; dan Allah itu kasih kepada mereka yang berbuat kebajikan;"
(QS. Al 'Imran ayat 133-134)
Maha benarlah Allah yang Maha Agung.