Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.
Topak Ladheh, Hidangan Setahun Sekali yang Sedap dan Gurih
Daging direbus. Air rebusan pertama dibuang. Ganti air lalu rebus lagi hingga empuk. Kemudian, pindahkan ke panci lebih besar. Tambahkan air. Masukkan rempah daun dan rimpang (serai, daun jeruk purut, lengkuas).
Cara memasak selengkapnya dapat dibaca di: Topak Ladheh, Hidangan Lebaran yang Tidak Ada di Pasaran
Sekali lagi. Tidak terasa "berat" di mulut dan perut. Mengenyam hidangan opor bersantan dan kawan-kawan, saya mengetahui seperti apa respons lidah. Makanan familier di dalam kehidupan sehari-hari.
Berat di mulut, tidak ada sensasi unik yang dapat dirasakan. Berat di perut, makanan dengan bahan dasar daging dan santan kental dapat membebani pencernaan. Juga kesehatan, apabila dikonsumsi berlebihan atau terus menerus.
Baca juga: Penyeimbang Olahan Daging dan Bersantan pada Lebaran
Topak ladheh, pengadaannya hanya setahun sekali pada momen lebaran. Untuk mencarinya di pasaran pun, sampai sekarang saya tidak berhasil menemukan penjual topak ladheh.
Maka lebaran menjadi kesempatan makan makanan khas yang jarang itu. Mengabaikan dulu tawaran tetangga untuk mencicipi hidangan rendang, opor, dan seterusnya. Di luar lebaran, olahan tersebut bisa dicari.
Kembali ke topak ladheh. Setelah ditambah garam meja, sedikit kuah di ujung sendok dikecap dulu. Obur-obur (kacang panjang, sambel tampes, bubuk kedelai, sambal) dan kerupuk ditambahkan. Saatnya makan.
Minyak pada kuah berasal dari kelapa sangrai dan kaldu daging. Uap melayang mengundang rasa lapar. Ya. Bau makanan ini sangat khas, harum yang merangsang.
Kelapa yang gurih bergabung dengan segala rempah terkecap di lidah, bukan manis seperti santan. Kuahnya ringan, tiada bosan untuk terus-menerus diseruput. Lezatnya tidak biasa tiada banding. Enaknya luar biasa.
Ke perut, topak ladheh tidak terasa membebani. Tidak ada reaksi janggal dari pencernaan manakala menerima makanan tersebut. Tidak muncul nggliyeng (apa ya artinya?) di kepala, seperti seusai makan masakan bersantan secara berlebihan.