Budi Susilo
Budi Susilo Lainnya

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Buka Puasa Santap Bebek Goreng, Kenapa Tidak?

27 Maret 2023   17:07 Diperbarui: 2 April 2023   17:50 2066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buka Puasa Santap Bebek Goreng, Kenapa Tidak?
Potongan bebek, ayam, tahu, tempe siap digoreng (dokumen pribadi)

Maka, daging bebek lebih banyak mengandung kolesterol daripada ayam. Ditambah pula proses pematangan dengan cara digoreng. Diketahui bahwa bahan pangan digoreng mengandung lemak trans, yang mesti dihindari oleh penderita kolesterol tinggi.

Alhasil, bebek goreng sebetulnya adalah makanan pantang bagi saya, yang sedang berperang melawan kelebihan kolesterol dan trigliserida. Memang pada pemeriksaan terakhir, kadar kolesterol total, LDL, dan trigliserida sudah berada di bawah ambang batas. Namun bukan berarti bisa bebas makan semaunya. Tidak begitu.

Dilematis. Satu hal kepingin merasakan lagi nikmatnya makan bebek. Di sisi lain ancaman kenaikan kadar kolesterol dan trigliserida tinggi membayangi.

Baiklah. Seusai salat magrib saya mengiris sepertiga potongan bebek goreng. Saya kira tidak lebih dari 50 gram. Dimakan bersama nasi merah setelah diberi sedikit sambal hitam dan ijo serta lalap.

Meski berserat, daging bebek terasa empuk ketika digigit. Rupa-rupanya bebek telah direbus lama dalam bumbu-bumbu.

Sambal ijo adalah cabai hijau gerus, ditumis bersama bumbu yang tidak saya ketahui. Sedangkan sambal hitamnya istimewa. 

Dugaan saya, ia adalah cabai tumbuk dan bumbu, diolah dengan kelapa parut yang disangrai, dihaluskan, lalu ditumis. Pedas yang gurih banget, tapi saya tidak berani tambah. Berminyak!

Sudahlah. Tidak perlu diceritakan lagi bagaimana lezatnya bebek goreng berikut sambalnya, kendati saya hanya mencicipi sedikit.

Jadi, pada kesempatan buka puasa Sabtu kemarin saya sedikit mencoba bebek goreng. Rasa penasaran sudah ditebus. Selebihnya saya makan seperti biasa: nasi merah, sayur mentah dan rebus, serta tempe tahu kukus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun