Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.
Sehat dan Fit Selama Ramadan bagi Penderita Stroke
Oleh karena itu saya hanya menonton perayaan buka puasa dengan aneka takjil yang menakjubkan. Memirsa mereka bikin beragam olahan mi instan ketika waktu imsak sudah mepet.
Juga merasakan kegembiraan kerabat yang makan opor, ketupat, rendang, dan segala barang berlemak nanti ketika berlebaran.
Di bawah, saya akan menuliskan pengalaman dan cara agar tetap sehat dan fit selama berpuasa Ramadan, meski sedang dalam masa pengobatan.
Berkonsultasi dengan Dokter
Ada baiknya berdiskusi dengan dokter spesialis sebelum melaksanakan ibadah puasa. Mungkin saja dokter memberi arahan perihal perubahan jadwal minum obat, menyarankan kiat-kiat baik, atau melarang makan makanan tertentu.
Makan Makanan Gizi Seimbang
Antara karbohidrat, protein dan lemak sehat. Menghindari konsumsi GGL (Garam, Gula, Lemak) berlebihan.
Garam berlebih mengakibatkan lekas merasa haus. Kelebihan makanan/minuman bergula bikin lesu. Makanan mengandung lemak tinggi membuat lambung sesak, dan bisa saja memicu kenaikan berat badan.
Kurangi Kafein
Mengurangi minuman mengandung kafein, karena efek diuretiknya kerap membawa badan ke toilet. Meningkatkan risiko dehidrasi. Kadang-kadang saya minum kopi (encer) setelah berbuka puasa.
Air
Minum air secukupnya agar tubuh senantiasa terhidrasi selama berpuasa.
Makanan Pedas
Kurangi atau hindari hakan pedas. Makanan pedas dapat menimbulkan masalah percernaan dan menyulut rasa haus.
Makan Serat
Perbanyak makan serat, yang diperoleh antara dari lain buah segar (bukan olahan), sayur mayur, kurma.
Minum Obat
Atur ulang jadwal minum obat. Atas petunjuk dokter, saya wajib meminum obat. Selama Ramadan rutinitas itu nyaris tidak berubah.