Hobi saat Ramadan adalah Bersenang-senang
Dulu sempat punya dua tiga hobi. Kini tinggal satu kegemaran yang dinikmati. Malah bersenang-senang dengan hanya itu.
Ada saatnya, pada waktu-waktu senggang atau libur saya memiliki lebih dari satu kegiatan menyenangkan.
Hobi otomotif: utak-atik mesin, memperbaiki bagian mekanis, atau mempercantik kendaraan bermotor. Hasil kegiatan pada akhirnya diserahkan kepada montir ahli agar sempurna.
Satu ketika menggemari kegiatan bercocok tanam. Bikin taman kecil berisi tumbuhan hias di satu sudut. Atau menanam sayur, cabai, dan tanaman yang hasilnya untuk keperluan dapur.
Kenapa ke dapur?
Saya juga memiliki kesenangan memasak untuk rekreasi. Memasak dilakukan pada waktu senggang. Mengolah bahan tanpa panduan resep.
Pencapaiannya adalah: lidah perasa menyatakan enak dan anggota keluarga menikmati. Hasilnya untuk menyenangkan hati orang lain melalui cita rasa.
Itu dulu, ketika sempat punya dua tiga hobi. Kini keadaan berbeda. Menyisakan satu hobi yang kemudian dinikmati.
Awalnya bukan kegemaran. Cuma mengikuti saran seorang teman. Belakangan kegiatan itu menjadi perhatian, pelepasan terhadap rasa yang entah, dan akhirnya menjadi hobi.
Menulis. Ya, menulis di Kompasiana karena hanya dengan itu menyalurkan kesenangan dengan ketak-ketik papan kunci, selain di medsos seperti Facebook dan sejenisnya.