Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.
Mereka Memaknai Cucurak dengan Cara Keliru
Sekelompok orang melakukan cucurak dengan cara keliru. Menyimpang dari kelaziman yang dapat mengurangi makna penyambutan Ramadan.
Bagi warga Bogor tradisi cucurak merupakan bagian tidak terpisahkan ketika menyambut kedatangan Ramadan (kompas.com).
Cucurak adalah kumpul-kumpul dengan keluarga atau teman. Dalam kesempatan itu ada acara makan-makan.
Sebagian warga menyajikan hidangan ikan asin, tahu tempe, lalap dan sambel, serta nasi liwet di atas hamparan daun pisang utuh.
Tidak sedikit yang makan-makan menggunakan peralatan piring dan semacamnya, untuk melahap aneka suguhan.
Paling mudah kendati untuk itu butuh biaya lebih, ada juga mereka yang mengadakan cucurak di restoran.
Artinya, cucurak bisa dilakukan di mana saja dengan hidangan apa saja. Terpenting adalah maknanya: bersilaturahmi dan menyatakan kegembiraan menyambut Ramadan.
***
Di sekitar kantor-kantor dinas satu pemerintahan kabupaten ada "pasukan penagihan", sejumlah orang yang terbiasa menjalankan proses penagihan atas satu pekerjaan (proyek) milik Pemda.
Mereka juga memiliki kedekatan dengan pegawai yang berkaitan dengan pembayaran proyek. Tentu saja pasukan penagihan sangat memahami besaran isi amplop untuk tiap-tiap meja.