panggil saja Kang Bugi. Suka nulis, suka ngevlog, suka ndongeng bareng si Otan atau si Zaki - https://dongengsiotan.wordpress.com. 📝: bugisumirat@gmail.com
Masjid Istiqlal sebagai Wisata Religi Utama Saat Ramadan
Istiqlal dapat dikatakan sebagai magnet bagi umat muslim Indonesia. Masjid yang terletak di pusat kota jakarta ini merupakan masjid terbesar tidak hanya di Indonesia, melainkan di Asia Tenggara. Lihat saja, luar areal bangunan masjid memiliki lahan sekitar 95 ribu meter persegi dan masjid ini mampu menampung sekitar 200.000 jamaah. Luar biasa banyaknya ya.
Disamping itu, Masjid Istiqlal , yang berarti masjid merdeka ini merupakan masjid nasional. Masjid ini menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia. Masjid yang terletak di areal bekas Taman Wilhelmina ini, tepatnya di Timur Laut Lapangan medan Merdeka berhadap-hadapan denan Gereja Katedral di seberang Timur masjid. Ini juga disimbolkan sebagai lambang toleransi bangsa Indonesia toleransi antar umat beragama.
Masjid dengan imam besarnya Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA., ini akan sangat ramai dikunjungi pada bulan Ramadan termasuk mereka yang ingin bersalat malam atau salat Tarawih di Istiqlal. Saya dan keluarga, bila Ramadan tiba, akan setidak-tidaknya menyempatkan diri untuk mengunjungi Istiqlal ini.
Dari Bogor, biasanya saat weekend atau setelah masuk masa cuti dari pekerjaan, agar cepat dan praktis, kendaraan kami parkir di Stasiun Commuter Line Bogor dan mengambil Commuter Line jurusan stasiun Kota, kemudian turun di stasiun Juanda. Dari stasiun Juanda, hanya perlu berjalan kaki untuk tiba di masjid Istiqlal. Tujuan utama di bulan Ramadan adalah untuk dapat berbuka puasa bersama di Istiqlal kemudian meneruskan dengan salat Magrib, Isya hingga salat Tarawih berjamaah.
Kami mencoba datang lebih awal, tujuannya adalah agar kami dapat menaiki bis tingkat gratis untuk berkeliling kota Jakarta. Pengalaman terakhir kami, setelah diresmikannya MRT (moda rakyat terpadu) oleh pengeksekusi MRT ini yaitu Bapak Presiden Jokowi, maka kami coba untuk sekedar berkeliling naik MRT sebelum ke Istiqlal.
Hanya dari Bogor, bila ingin naik MRT ini, kami tidak turun di Stasiun Juanda, tetapi di stasiun Sudirman, karena dari sini sangat dekat untuk mencapai stasiun MRT terdekat, tinggal berjalan kaki sekitar 5 menit saja sudah sampai.
Di Istiqlal sendiri, usahakan tiba masih agak siang, jangan terlalu sore hingga kita bisa menikmati keindahan masjid yang dirancang oleh F. Silaban ini dengan lebih leluasa. Kita bisa berkeliling melihat-lihat keindahan masjid Istiqlal.
Masjid yang dibuat berdasarkan ide Presiden Pertama Indonesia - Bung Karno ini menyediakan kesempatan pula bagi para pedagang kaki lima untuk berjualan di areal yang telah ditentukan di sekeliling areal masjid Istiqlal. Pemandangan ini menghasilkan pemandangan yang khas pula.
Saya dan keluarga cukup menikmati untuk menikmati barang-barang apa saja yang ditawarkan oleh mereka. Banyak macam yang dijual, harganya pun bersahabat. Menikmati pasar tumpah bulanan ini cukup menimbulkan kesan tersendiri.
Hal lain adalah bahwa walaupun pihak masjid menyediakan berbuka puasa bersama, karena disamping masjid Istiqlal menyediakan menu berbuka puasa ( dari kolak hingga makan lengkap secara gratis, termasuk pula sumbangan pihak luar yang menyumbangkan kelebihan rizkinya untuk berbagi kepada para jamaah Istiqlal), di sekeliling areal yang telah ditentukan tadi luar biasa banyak pula penjual-penjual yang menjual makanan dan minuman, termasuk takjil dan hidangan lain. Mata terpuaskan melihat jenis-jenis kuliner yang ditawarkan. Sangat menarik.
Dari segi religi, masjid Istiqlal menyediakan ceramah sebelum kita berbuka puasa dan ceramah sebelum salat Tarawih. Hingga kitapun, jamaah mendapat asupan rohani tambahan untuk peningkatan iman kita di bulan Ramadan ini. Dengan demikian, kegiatan yang dapat dikategorikan sebagai wisata religi ini dapat memberikan manfaat bagi yang datang ke masjid Istiqlal, tidak hanya dari segi ibadah, tetapi ekonomi dan finansial (bagi yang melaksanakan aktivitas ekonomi di situ).