Bugi Kabul Sumirat
Bugi Kabul Sumirat Seniman

panggil saja Kang Bugi. Suka nulis, suka ngevlog, suka ndongeng bareng si Otan atau si Zaki - https://dongengsiotan.wordpress.com. 📝: bugisumirat@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Keberagaman dalam Persatuan Itu Bermula dari Netizen dan Dimulai dari Jawa Tengah

30 Mei 2019   23:57 Diperbarui: 31 Mei 2019   00:09 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keberagaman dalam Persatuan Itu Bermula dari Netizen dan Dimulai dari Jawa Tengah
sumber gambar: analyzedotcodotza

Saya kita kita semua sependapat kalau pilpres itu yang membuat rumit, puyeng dan muak adalah justru disekeliling pelaksanaan pilpres itu, yaitu beredarnya hoaks, berita bohong, ujaran kebencian, fitnah, dan lain sebagainya. Plus istilah asing, aseng, asong yang selalu digembar-gemborkan, secara tidak berdasar. yang ujung-ujungnya adalah terbelahnya kesatuan dan persatuan bangsa ditengah bangsa kita yang beragam yang sudah disadari dan diakui oleh kita semua sejak lama - dengan filosofinya Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila.

Puncaknya adalah peristiwa kerusuhan pada tanggal 22 Mei 2019 lalu oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, yang menghendaki NKRI tercerai-berai dan berujung pada jatuhnya pemerintahan yang sah. Alhamdulillah upaya ini dapat dihadapi dengan baik dan bijak oleh pihak keamanan sehingga demonstrasi dan kerusuhan tersebut tidak meluas. 

Padahal kejadian ini terjadi di bulan Suci Ramadan, bulan dimana umat Muslim dapat menjaga lisan dan perbuatannya dari pengaruh-pengaruh sifat-sifat dan perilaku iblis. Tapi mereka menunjukkan hal-hal tersebut dalam kerusuhan yang mereka timbulkan.

 Tinggal sekarang, aparat keamanan menyelidiki dan mencari siapa aktor dibelakangnya yang menggerakkan dan membiayai kerusuhan tersebut. Insyaallah, NKRI akan selalu dilindungi oleh Allah SWT sehingga upaya-upaya untuk menghancurkan, memecah-belah dan lain sebagainya dapat dihindari.

Adalah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yang memrakarsai kegiatan yang sangat positif dan brilian dalam rangka membantu mengembalikan situasi seperti ini - pasca pilpres, ke awal lagi, sebelum ada hiruk-pikuk pilpres. Ia mencoba merangkul Netizen. Bagaimana caranya?

Ganjar mengadakan lomba video Instagram (vidgram) bagi Netizen untuk mendinginkan suasana serta mendudukkan media sosial pada tujuan semula, yaitu sebagai unsur perekat, bukan pemecah-belah. 

Dengan lomba video gram tersebut diharapkan melalui para netizen dengan media sosialnya dapat menyadarkan banyak pihak - dimulai dari generasi milenial tentang menjaga keberagaman bangsa Indonesia dalam persatuan dan kesatuan. Modal sosial ini nantinya menjadi modal utama dalam memajukan bangsa ke depannya. Karena permasalahan utama bangsa ini bukan sebatas segregasi 01 dan 02 saja, tetapi segregasi bangsa itu yang dikhawatirkan.

Melihat vidgram-vidgram pemenang, rasanya sangat dingin dan positif saja. Kita seperti di'tampar' agar sadar dari ketidak-sadaran kita. Dengan gaya masing-masing di vidgram tersebut, dengan maksud satir tapi menohok ke relung kita, bahwa kita itu perlu menjaga kesatuan dalam keragaman.

Tiga pemenang utama dapat dilihat di akun: @anaslesmono (juara 1), @imamyoi (juara 2) dan @edhodharta (juara 3). Info selanjutnya dapat dilihat di sini.

Apa yang dilakukan Ganjar perlu dicontoh oleh pihak elite politik maupun para kepala-kepala daerah serta menjadi pemicu kita agar dapat selalu memosting hal-hal yang positif. Gunakanlah media sosial kita dengan bijak agar kita selalu menyadari pentingnya keragaman kita dalam kesatuan dan persatuan yaitu sebagai sebuah bangsa yang besar, bangsa Indonesia.

Semoga Ramadan kali ini dapat menjadi permenungan kita semua untuk mencapai tujuan baik seperti tersebut di atas.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun