panggil saja Kang Bugi. Suka nulis, suka ngevlog, suka ndongeng bareng si Otan atau si Zaki - https://dongengsiotan.wordpress.com. 📝: bugisumirat@gmail.com
Lihatlah Apa Yang Disampaikan dan Janganlah Melihat Siapa Yang Menyampaikan
Pernah dengar ceramah-ceramah seperti itu?
Baru-baru ini ada ceramah yang menyatakan tentang Tuhan agama X itu lahir prematur, tidak layak untuk disembah. Di lain kesempatan, ada ceramah yang meminta diganti kursinya, karena katanya kursi itu punya rumah ibadah X, tidak layak untuk seorang muslim seperti dia.
Di bagian lain, ada habib yang mendoakan orang atau kelompok yang tidak disukainya dengan doa-doa yang justru berisi permintaan kepada Tuhan Yang Maha Agung - Allah SWT agar kelompok tersebut mendapat keburukan, kecelakaan, dan permintaan-permintaan buruk lainnya.
Di waktu lain, ada penceramah yang dengan mudahnya langsung men-cap kelompok-kelompok Islam lain yang memiliki ritual keagamaan yang berbeda dengan si penceramah (misalnya kelompok itu melakukan tahlil, ziarah kubur, dan lain sebagainya), sebagai muslim yang sesat karena melakukan bid'ah dan pelaku bid'ah pasti masuk neraka.
Pernah dengar penceramah yang menyampaikan ujaran kebencian terkait kebijakan pemerintah terkait penerapan larangan mudik saat libur lebaran nanti? Dan lain sebagainya, dan lain sebagainya
Isi ceramah-cermah seperti disebutkan di atas jelas jauh sekali dari perilaku ahlak Islam yang luhur, yang agung. Rasulullah tidak pernah mencontohkan model dakwah dengan model seperti di atas yang justru akan menyebabkan menurunnya kualitas ahlak seorang muslim.
Filter peribahasa di atas sangat berperan penting di sini. Silakan dengarkan ceramah agama Islam darimanapun, oleh siapapun. Tetapi saat isi ceramah itu keluar dari rel Ahlakul Karimah Islam, maka, filter tersebut haruslah bekerja. Jangan dengarkan dan jangan dimasukkan ke dalam memori pikiran dan hati kita. Sayang kalau disimpan, malah akan merusak hati dan pikiran kita. Siapapun yang berbicara, mau tokoh agama terkenal, habib, ustadz dan lain sebagainya.
Kalau apa yang dikatakannya tidak 'on the right track' dengan prinsip-prinsip Islam, prinsip-prinsip ajaran Islam. Tubuh kita, pikiran kita, harus segera 'menekan' tombol 'auto delete' (otomatis dihapur) dan 'auto reject' (otomatis ditolak). Untuk kebaikan ahlak islam kita sendiri.
Masih banyak di luar sana penceramah-penceramah agama Islam yang berperilaku baik, yang berdakwah dengan jalan dan model yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, yang memang benar-benar berniat tulus untuk memperbaiki ahlak umat Islam, yang menguasai metode dakwah Islam dengan baik dan benar, yang memang ingin mendidik umat Islam, yang ingin berceramah untuk memperbaiki ahlak umat Islam.... dan bukan sebaliknya.
Lihatlah, dengarkanlah apa yang disampaikannya dan bukan siapa yang menyampaikannya ... please keep it in mind, will you!