Buyung Nurman
Buyung Nurman Lainnya

Orang biasa.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Lebaran Khidmat, "Sungkeman" Usai Sholat Id Sebagai "Warisan Keluarga" yang Mengesankan

7 April 2024   15:24 Diperbarui: 7 April 2024   15:37 1197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lebaran Khidmat, "Sungkeman" Usai Sholat Id Sebagai "Warisan Keluarga" yang Mengesankan
Foto Ilustrasi Sungkeman. Dokumen pribadi. 

Bismillah,

Lebaran idul fitri sebagai penutup dari rangkaian puasa ramadhan yang telah dikerjakan sebulan lamanya merupakan momen yang yang selalu dinanti-nantikan oleh setiap muslim.

Betapa tidak, bahwa lebaran identik dengan hari kunjung mengunjungi dalam rangka meminta dan memberi maaf satu sama lain, sepertinya tak terbantahkan.

Oleh karena itu sudah selayaknya bila kehadiran Hari raya idul fitri disambut dengan rasa riang gembira penuh suka, seraya mengucapkan syukur yang paling dalam ke hadirat-Nya.

Lalu, berkenaan dengan lebaran hari raya apakah ada warisan keluarga?

Ada saja, baik resep warisan berupa makanan  dan minuman serta  resep non menu yaitu melaksanakan lebaran secara khidmat, dengan terlebih dahulu melakukan ritual sungkeman setelah sholat  Id.

Terhadap hal tersebut ada dua versi yang hendak dikemukakan dalam tulisan, karena di keluarga ada kolaborasi antara Bengkulu Sumatera dan Jawa.

Ketika saya belum berkeluarga, praktis setiap lebaran saya berada di rumah orang tua yang notabene menggunakan kebiasaan orang Bengkulu Sumatera. Dimana pada pagi hari tanggal 1 Syawal setelah sholat subuh dan mandi kami makan minum sekadarnya dan bersiap-siap menuju tanah lapang atau masjid untuk menunaikan sholat Idul fitri (Id).

 Setelah itu pulang dan terus saling bermaaf-maafan dengan mendahulukan kedua orang tua mohon keridhoannya dan seterusnya dengan anggota keluarga yang lainnya. Kemudian baru menikmati santapan yang ada dan selanjutnya baru mengunjungi kaum kerabat dan tetangga.

Kemudian, setelah berkeluarga kami menuruti kebiasaan masyarakat Jawa, karena isteri saya berasal dari Jawa, dimana sesudah sholat subuh dan mandi pagi pada tanggal 1 Syawal, kami sarapan seadanya dan setelahnya menuju masjid untuk menunaikan sholat Id.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun