Kenapa bercerai? "Anna, ini surat cerainya, kamu tinggal tanda tang... Baca selengkapnya di aplikasi KBM App. Klik link di bawah : https://read.kbm.id/book/read/82d6fdcb-4cc0-45a3-988e-fa2598e8401a/b0fefe4b-0f92-4e4a-ac56-0793fcad5fa3
Menemukan Keseimbangan dalam Dunia Digital
Berbicara tentang sebuah konsep yang mungkin terdengar asing bagi sebagian dari kita. Puasa media sosial. Ya, Anda tidak salah dengar. Sama seperti puasa makanan yang kita lakukan di bulan Ramadhan, puasa media sosial adalah praktik mengambil jeda dari penggunaan media sosial untuk jangka waktu tertentu.
Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Facebook, Instagram, Twitter, dan platform lainnya telah menjadi tempat kita berbagi momen, berinteraksi dengan teman, dan bahkan mendapatkan berita terbaru. Namun, penggunaan media sosial yang berlebihan juga bisa membawa dampak negatif, seperti stres, kecemasan, dan bahkan depresi.
Puasa media sosial bisa menjadi solusi untuk menemukan keseimbangan dalam penggunaan media sosial. Dengan mengambil jeda, kita bisa memberi diri kita kesempatan untuk 'menyegarkan' pikiran dan fokus pada hal-hal lain yang penting dalam hidup kita. Ini bisa berarti menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga, mengejar hobi, atau bahkan hanya menikmati ketenangan sejenak tanpa gangguan notifikasi yang tak henti-hentinya.
Tidak perlu khawatir, puasa media sosial tidak berarti Anda harus menghapus semua akun media sosial Anda dan hidup seperti zaman batu. Anda bisa mulai dengan mengambil jeda sebentar, mungkin satu hari dalam seminggu, atau satu jam dalam sehari. Tujuannya adalah untuk mengurangi ketergantungan kita pada media sosial dan belajar untuk menggunakan teknologi ini dengan cara yang lebih sehat dan berimbang.
Puasa media sosial juga bisa menjadi cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Dengan mengurangi waktu yang kita habiskan di media sosial, kita bisa memiliki lebih banyak waktu untuk beribadah, berdoa, atau membaca Al-Qur'an. Ini bisa menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan kualitas ibadah kita dan merenungkan makna hidup yang lebih dalam.
Mungkin sedikit kisah ini hanya hiburan, tapi setidaknya saya bisa sedikit menuliskannya di sini:
POV 3