cipto lelono
cipto lelono Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Siapa Pemenang di Hari Kemenangan?

11 Mei 2021   14:14 Diperbarui: 11 Mei 2021   16:04 961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siapa Pemenang di Hari Kemenangan?
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Manusia juga disebut makhluk spiritual. Maka tugas penting manusia adalah berjuang menghilangkan "kotoran" yang ada di relung-relung sipiritualnya. Puasa Ramadhan merupakan salah satu langkah strategis untuk menajamkan kecerdasan spiritual.

Sebagai upaya menajamkan kecerdasan spiritual Allh SWT menjadikan lapar dan dahaga sebagai salah satu sarana penting yang harus dilakukan. Proses ritual ini diharapkan manusia dapat kembali pada fitrahnya yaitu manusia yang mempunyai kecerdasan spiritual.

Kecerdasan spiritual dalam konsep Al Qur'an disebut jiwa (nafs). Jiwa merupakan eksistensi hakiki manusia.  Maka tugas manusia adalah bagaimana caranya agar jiwa bisa disucikan dengan berbagai cara, secara khusus melalui puasa bulan Ramadhan. Dengan kata lain apabila jiwa manusia kotor maka akan berdampak pada hati yang keras. Hati yang keras akan berdampak pada tertutupnya manusia menerima petunjuk kebenaran (hidayah).

Puasa Ramadhan merupakan jalan panjang dalam mengasah kualitas iman bagi seorang Muslim. Proses tersebut menjadikan "lapar dan dahaga" sebagai sarana utama dalam mencapai kemenangan hakiki dalam kehidupan seorang hamba. Dengan kata lain seseorang yang menang di hari kemenangan adalah orang yang bersedia menjadikan puasanya sebagai upaya mengasah jiwanya agar bisa lebih berkualitas. Kualitas jiwa seseorang yang terus meningkat menandakan adanya kemenangan.

Lalu, siapa orangnya yang menjadi pemenang di hari kemenangan?

  • Seorang muslim yang berpuasa dengan landasan iman kepada Allah SWT
  • Orang yang mau melakukan "muhasabah/evaluasi diri" atas segala kotoran jiwanya
  • Orang yang siap melakukan perubahan menuju perbaikan diri baik pikiran, ucapan, sikap, perilaku dan tindakan.

Apakah wujud kemenangannya?

  • Berhasil mengendalikan ego dirinya yang berlebihan yang menjadi akar munculnya kesombongan, iri dan dengki
  • Berhasil mengendalikan pikiran kotor, ucapan kotor, sikap arogan, dan tindakan sewenang-wenang. 
  • Meningkatnya kepekaan sosial
  • Meningkatnya kesadaran ibadah secara bertahap
  • Meminimalisir sikap malas dalam melakukan kebaikan
  • Berusaha menjadi orang yang produktif sebagai ungkapan rasa syukur.

Orang-orang yang demikianlah yang berhak merayakan kemenangan di hari kemenangan. Sebab hakikinya Idul Fitri adalah sikap seseorang kembali pada fitrahnya yang besih dan tidak berlumuran dosa dalam berbagai bentuk yang ada. Apakah itu kita? Semoga!

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun