cipto lelono
cipto lelono Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

6 Ciri Orang Memperoleh Hikmah Lailatul Qadar

17 April 2023   06:13 Diperbarui: 17 April 2023   06:36 890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
6 Ciri Orang Memperoleh Hikmah Lailatul Qadar
Ilustrasi salah satu ciri orang memperoleh malam lailatul qadar. Sumber:https://www.liputan6.com

Lailatul qadar merupakan malam kemuliaan. Malam ini Allah SWT menurunkan sejuta hikmah bagi siapa yang mendapatkannya. Lailatul qadar juga disebut dengan malam seribu bulan. Hal ini menunjukkan betapa malam tersebut merupakan malam yang istimewa baik dari sisi waktu maupun dari spirit yang ada di dalamnya. Dari sisi waktu malam tersebut ada dalam waktu ramadan, dari sisi spirit malam tersebut memberikan banyak nilai-nilai kehidupan yang ada di dalamnya. Maka barangsiapa memperoleh malam hikmah tersebut orang tersebut memperoleh keuntungan yang tak terhingga banyaknya.

Begitu istimewanya, pada 10 hari terakhir pada malam banyak aktivitas dilakukan di masjid atau musala. Mereka melakukan itikaf kajian keislaman, tadarus, dll yang dijadikan sarana atau proses untuk memperoleh malam lailatul qadar. Bahkan ada yang iktikaf 10 hari penuh. Sehingga siang dan malam mereka berkegiatan di masjid/musala. Dari berbagai sumber hadits diperoleh penjelasan, malam tersebut akan muncul pada malam ganjil 10 hari terakhir bulan ramadan.

6 Ciri Orang Memperoleh Hikmah Lailatul Qadar

Tentunya tidak semua orang bisa memperoleh malam lailatul qadar. Dengan kata lain hanya orang-orang yang mempunyai kriteria tertentu yang bisa memperoleh malam seribu bulan. Mengingat malam lailatul qadar hanya bisa diraih pada bulan ramadan, maka orang yang memperoleh malam tersebut akan bisa dilihat ciri-cirinya setalah puasa ramadan dijalankan. Menurut penulis, setidaknya ada 6 ciri orang yang bisa dikatakan berhasil memperoleh lailatul qadar.

a. Orang yang semakin mencintai al Quran

Bagi umat Islam al Quran setidaknya mempunyai tiga fungsi yaitu sebagai petunjuk, pembeda dan penjelas. Dengan ketiga fungsi tersebut, maka al Quran merupakan pedoman kehidupan dunia sampai akhirat. Hal ini mengindikasikan bahwa kehidupan seorang muslim apabila didasarkan pada nilai-nilai al Quran akan memperoleh kebahagian dunia sampai akhirat.

Namun tidak semua orang Islam dapat hidup bersama al Quran. Setidaknya hal ini dapat kita lihat dari perilaku sebagaian dari kita yang sudah beribadah, namun masih senang membaggakan diri maupun keluarganya. Padahal al Quran menjelaskan bahwa Allah SWT tidak senang dengan orang yang membanggakan diri. Sebagaian kita juga ada yang tekun beribadah, bahkan fasih baca al Quran, namun masih juga tidak jujur. Setidaknya korupsi bisa menjadi contoh dari paparan ini. Sebab mereka yang korupsi ternyata juga terdapat yang tekun ibadahnya. Sebagian kita juga masih ditemukan berperilaku sombong, pamer (riya). Padahal al Quran melarang orang yang sombong dan riya.

Maka sangat beruntung betul jika ada orang Islam yang bisa mengamalkan nilai-nilai al Quran dalam kehidupannya. Waktu demi waktu, tahap demi tahap terus berjuang agar dirinya bisa menerapkan nilai-nilai al Quran dalam kehidupanya dalam semua hal baik sendirian maupun di tengah orang banyak. Pada giliranya, orang tersebut makin mencinta al Quran. Sehingga terus berusaha dari waktu ke waktu secara konsisten mau belajar dan terus berusaha semaksimal mungkin mengamalkan ajaran al Quran.

Hemat penulis, apabila seorang muslim (juga beriman) setelah menjalankan puasa, juga melengkapi ibadah puasanya dengan ibadah lain yang melengkapinya; termasuk salah satunya mengisi waktu sepuluh hari terakhir dengan ibadah sunah "itikaf", pasca ramadan kecintaannya terjadap al Quran makin bertambah, maka orang tersebut ada tanda-tanda mendapatkan lailatul qadar. Indikasi lanjutan yang nampak, sikap cintanya pada al Quran dilakukan dari hal-hal yang belum dipahami atau belum mampu, ia terus berusaha belajar dan belajar sampai akhirnya ketemu ramadan berikutnya. Sikap yang demikian dilakukan sampai akhir hayatnya. Salahkah jika orang yang demikian termasuk orang yang memperoleh hikmah laitul qadar?

b. Orang yang semakin ikhlas dalam menjalani kehidupan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun