Orang Pilihan Seperti Apa yang Menang di Hari Kemenangan?
hari kemenangan umat Islam. Pada hari ini umat Islam merayakannya dengan salat idul fitri. Setelah salat dilanjutkan dengan saling memaafkan satu dengan yang lain baik di masjid atau tanah lapang. Sepulang salat dilanjutkan dengan kegiatan saling memaafkan antara keluarga. Saling memaafkan menjadi warna khlas hari idul fitri ini. Sehingga pada hari ini umat Islam seakan seperti bayi yang baru lahir (tanpa dosa). Dengan kata lain, orang yang seperti bayi lahir inilah yang menjadi penanda seseorang meraih kemenangan. Sebab idul fitri merupakan puncak kegiatan puasa ramadan.
Idul fitri adalahPertanyaan berikutnya, siapakah orang pilihan yang memperoleh kemenangan di hari kemenangan? Jawabnya sepertinya hanya satu, yaitu orang yang berhasil menyucikan diri. Lalu, siapa saja orang yang berhasil menyucikan diri? Jawabanya sulit, namun setidaknya bisa ditengarai dari dua hal. Pertama, dari sudut seseorang membangun hubungan vertical (habluminnalloh). Faktor ini berkaitan dengan dengan kecerdasan spiritual. Kedua dari sudut kecerdasannya secara social (habblum minnanas).
4 Ciri orang yang berhasil menyucikan diri
1. Bersih dari syirik
Bagi umat Islam ada doktrin subjektif yang tidak boleh dilanggar yaitu perbuatan menyekutukan Allah SWT yaitu ucapan, pola pikir, sikap maupun perilaku menudakan eksistensi Allah SWT sebagai dzat yang maha pencipta alam raya seisinya. Ajaran ini menjadi penentu bagi seorang muslim diterima dan tidaknya semua kebaikan baik melalui ucapan, pola pikir, sikap dan perilaku. Oleh sebab itu orang yang berhasil menyucikan diri adalah orang yang bisa membersihkan dirinya dari hal-hal yang berbau syirik (tidak menyekutukan Allah SWT dengan sesuatu apapun).
2. Meningkat ketaatanya kepada Allah SWT
Selain bersih dari perilaku syirik, meningkatnya ketaatan kepada Allah menjadi salah satu ciri orang yang berhasil menyucikan diri. Mengapa? Sebab seseorang sudah bersih dari syirik. Kondisi demikian akan berdampak pada meningkatnya ketaatan kepada Allah SWT. Wujud nyatanya adalah meningkatnya kuantitas dan kualitas ibadahnya.
3. Berhasil mengendalikan sifat egois
Sifat egois merupakan simpul semua penyakit hati manusia. Sifat ini bisa mendorong seseorang berperilaku riya, kikir, iri, dengki maupun sombong. Oleh sebab itu salah satu ciri orang yang bisa menyucikan diri adalah kemampuan seseorang mengendalikan sifat egoisnya. Sebagai manusia biasa hanya bisa mengendalikan. Sebab tidak mungkin seseorang akan mampu menghapus semua sifat egois dalam berbagai bentuknya.
Maka orang yang demikian yang bisa disebut sebagai orang yang bisa kembali suci. Sebuah kondisi yang dianalogkan seperti bayi yang baru lahir. Oleh sebab itu orang yang berhasil menyucikan diri adalah orang yang secara horizontal memiliki kecerdasan mengelola interaksi social dengan landasan toleransi dan saling membantu, bukan didasarkan pada sikap dan perilaku yang mengedepankan sifat egois. Dengan kata lain orang tersebut mempunyai kualitas baik dalam membangun interaksi social sesama umat manusia. Orang yang demikianlah yang akan mampu membangun budaya saling memaafkan satu dengan yang lain. Keterbukaan diri untuk saling meminta dan memberi maaf adalah bukti seseorang telah berhasil menyucikan dirinya.
4. Senang melakukan muhasabah