cipto lelono
cipto lelono Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Ibadah di Bulan Suci, Ikhtiar Bentengi Diri dari Perilaku Korupsi

7 Maret 2025   13:54 Diperbarui: 9 Maret 2025   13:54 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibadah di Bulan Suci, Ikhtiar Bentengi Diri dari Perilaku Korupsi
Ilustrasi-- Kompas.id/Heryunanto

Ramadan adalah bulan berbenah diri, bulan pengendalian diri. Maka puasa di bulan ramadan adalah ibadah yang dapat ditujukan untuk melakukan evaluasi, recovery maupun muhasabah diri. Adapun sasaran utama kegiatan evaluasi, berbenah diri adalah kotoran-kotoran hati yang mesti ada pada setiap diri.

Perilaku korupsi di negeri ini tidak saja mengerikan, namun juga sudah sangat mengkhawatirkan. Dari perkembangan yang kita bisa ikuti, perilaku korupsi sudah menunjukkan ekspresi sikap "tamak" dalam dirinya. Sebab pelakunya adalah orang-orang berpendidikan tinggi, status sosial mapan, terpandang dan berpenghasilan menjulang.

Ibadah puasa di bulan suci ini kiranya bisa dijadikan sebagai ikhtiar diri dari perilaku korupsi. Mengapa demikian? Sebab orang-orang yang korupsi adalah bukti nyata orang yang gagal mengendalikan dirinya. 

Tindakan korupsinya adalah bukti nyata kegagalan mengendalikan sikap rakus dan tamak terhadap harta yang bukan haknya. Sikap dan perilakunya berdampak pada kehancuran sendi-sendi kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.

Matinya "Rasa Cukup" dalam Hati

Sebagian manusia ingin menjadi orang yang hidupnya mapan dan terpandang. Maka usaha (bekerja) adalah upaya setiap orang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun sebagai orang yang beragama, harta yang diraih semestinya adalah harta yang memang menjadi haknya.

Selanjutnya, bukan keinginan yang harus dipenuhi, namun kebutuhan. Sebab kebutuhan selalu berorientasi pada keperluan-keperluan yang subtansial. Sedang keinginan cenderung pada pemenuhan nafsu yang selalu mendorong seseorang merasa tidak merasa cukup. Oleh sebab itu, perlu adanya langkah pengendalian diri.

Puasa bisa dijadikan sarana ikhtiar mengedalikan diri dalam bentuk mengendalikan hawa nafsu. Di saat berpuasa kita diajari mengendalikan nafsu untuk makan, nafsu syahwat, nafsu amarah, termasuk nafsu rakus atau tamak. Nafsu rakus atau tamak inilah yang pintu masuknya seseorang melakukan korupsi.

Para koruptor itu secara materi sudah cukup (bahkan berlimpah). Namun karena sifat rakus dan tamak, mereka merasa belum cukup. Maka mereka berusaha dengan berbagai cara untuk memenuhi nafsu rakus dan tamaknya.

Pendek kata, orang tersebut "rasa cukup dalam hatinya sudah mati". Pendek kata, "rasa cukup dalam hidupnya" sudah mati. Sehingga mereka berusaha memenuhi keinginan demi keinginannya. Akibat keinginan demi keinginan inilah, mereka akhirnya menggunakan kekuasaan dan kesempatan yang dimiliki. Korupsi menjadi satu-satunya opsi yang dianggap cepat dan tepat untuk memenuhi keinginan demi keinginan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

10 Mar 2025
SEDANG BERLANGSUNG
Mindful Eating saat Sahur & Berbuka
blog competition  ramadan bercerita 2025  ramadan bercerita 2025 hari 8 
11 Mar 2025
Tetap Olahraga di Bulan Puasa
blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 9
12 Mar 2025

MYSTERY CHALLENGE

Mystery Challenge 2
blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 10
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Cara Seru Nunggu Bedug di Ketemu Ramadan

Ketemu di Ramadan hadir kembali. Selain sebagai ajang buka puasa bersama Kompasianer, ada hal seru yang berbeda dari tahun sebelumnya. Penasaran? Tunggu informasi selengkapnya!

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun