Ibadah di Bulan Suci, Ikhtiar Bentengi Diri dari Perilaku Korupsi
Puasa dan Ikhtiar Bentengi Diri Dari Perilaku Korupsi
Puasa ramadan dapat menjadi benteng diri dari perilaku korupsi. Sebab intisari puasa bulan ramadan yang diwajibkan lebih fokus pada perbaikan diri dengan mengasah dan mengobati penyakit-penyakit hati. Penyakit tersebut antara lain iri dan dengki, hasat, bangga diri, secara khusus adalah sifat rakus atau tamak.
Perilaku korupsi juga menjadi salah satu penyakit hati. Seperti diuraikan di atas bahwa perilaku ini muncul didorong kuat oleh sifat rakus dan tamak. Sifat ini selalu mendorong manusia tidak pernah merasa cukup. Ketika rasa cukup sudah mati, maka sifat rakus dan tamak "menjadi nakoda" dalam hati dan pikiran seseorang. Apalagi sifat ini menempel pada kelas elit sosial di masyarakat atau negara yang membutuhkan pemenuhan gengsi tinggi, maka korupsi akan menjadi opsi yang cenderung dilakukan.
Korupsi adalah penyakit hati yang merugikan diri sendiri maupun orang lain. Walaupun, harta yang dikorupsi tidak diketahui oleh orang lain atau negara, mereka dapat memanfaatkan untuk dirinya maupun keluarganya untuk memenuhi keinginan demi keinginan. Hasil korupsi bisa menjadi sarana memperoleh status sosial sebagai orang terpandang di tengah masyarakat.
Namun jika tertangkap, lalu disiarkan secara terbuka di media masa. Kondisi demikian tentu menghancurkan dan mempermalukan dirinya, keluarganya (secara khusus anak-anaknya), juga lembaganya.
Namun secara syariat, harta korupsi yang mengalir pada suami/istri, bahkan anaknya, mempunyai kecenderungan kuat melahirkan perilaku-perilaku yang tidak terpuji. Apakah dalam bentuk keangkuhan, kesewenang-wenangan, riyak, takabur, maupun berbagai penyakit hati lain yang berbahaya. Sebab darah yang mengalir di dalam tubuhnya bukanlah berasal darah asupan makan dan minum yang diperoleh dari harta yang halal. Selanjutnya di akhirat, akan kesulitan dalam mempertanggungjawabkannya. Sebab pada umumnya harta hasil korupsi merupakan harta yang menjadi milik masyarakat dalam jumlah besar.
Maka, mari kita jadikan bulan suci ini sebagai momen untuk mengikhtiari diri terbebas dari perilaku korupsi. Sebab perilaku ini merupakan bukti nyata seseorang gagal dalam mengendalikan diri.
Mari berjuang bersama "menghidupkan rasa cukup" dalam hati ini, agar tidak terjebak dalam perilaku korupsi. Ibadah di bulan suci ini bisa kita jadikan ikhtiar untuk membentengi diri dan keluarga dari perilaku korupsi.
Content Competition Selengkapnya
MYSTERY CHALLENGE
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Ketemu di Ramadan hadir kembali. Selain sebagai ajang buka puasa bersama Kompasianer, ada hal seru yang berbeda dari tahun sebelumnya. Penasaran? Tunggu informasi selengkapnya!