Ramadan, (Mustahil) Berat Badan Tetap Stabil?
Cukup Tidur
Saat Ramadan jam tidur kita memang sedikit berkurang. Pada sepertiga malam kita harus bangun untuk sahur. Setelah sahur umumnya tidak tidur lagi. Siangnya pun seringnya tidak ada kesempatan untuk tidur siang secara leluasa.
Padahal ada banyak penelitian yang menyatakan bahwa orang yang kurang tidur lebih rentan mengalami kelebihan berat badan. Hal tersebut disebabkan orang yang kurang tidur cenderung memiliki hormon leptin yang lebih tinggi.
Bila hormon ini terlalu tinggi, tubuh akan mengalami gangguan terhadap persepsi rasa kenyang. Alhasil tubuh akan terus menerus merasa lapar, meski sudah mengudap banyak makanan. Tak hanya itu, makanan yang ingin dikudap pun umumnya yang bercita rasa manis dan bersantan. Sehingga, jangan heran bila nanti berat badan sedikit bertambah.
Solusinya meningkatkan kualitas tidur. Jadi, walaupun tidur lebih singkat, tetapi lebih nyenyak. Jadi saat bangun tubuh sudah merasa puas istirahat. Atau lakukan power nap. Tidur siang hanya dalam hitungan menit. Walaupun singkat, saat bangun tubuh sudah terasa segar.
Cukup Olahraga
Tetap lakukan olahraga. Sebaiknya dilakukan sore hari menjelang waktu berbuka puasa agar kita tidak tersiksa dengan rasa haus sepanjang hari. Saat berpuasa memang malas berolahraga, ngantuk. Maunya tiduran, rebahan. Namun, bila tidak berolahraga kalori-kalori akan bertumpuk, membuat tubuh menjadi lebih lebar. Apalagi saat berbuka puasa dan sahur kita mengkonsumsi kalori berlebih.
Ada lagi yang mau ditambahkan, teman-teman Kompasianer? Silakan ditulis di kolom komentar.
Salam Kompasiana! (*)