Dandung Nurhono
Dandung Nurhono Petani

Menulis prosa dan artikel lainnya. Terakhir menyusun buku Nyukcruk Galur BATAN Bandung.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Wasiat Nabi untuk Para Anak

5 April 2023   12:38 Diperbarui: 5 April 2023   12:52 1349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wasiat Nabi untuk Para Anak
Belajar berlari | Foto: Adam S.A. (Dok. pribadi)

Mendengar syair itu, Rasulullah pun meneteskan air mata dan berkata kepada anak tersebut, “Dirimu dan hartamu adalah milik ayahmu.”

Kisah di atas menunjukkan betapa besar hak orang tua terhadap anaknya, dia berhak atas anaknya secara lahir-batin. Tidak ada seorang pun yang dapat menggeser kedudukan orang tua atas anak laki-lakinya.

Kisah Alqamah, seorang pemuda yang hidup di masa Rasulullah SAW.  Ia dikenal sebagai pemuda ahli ibadah yang selalu shalat berjama’ah, berada di shaf paling depan dalam jama’ah yang diimami oleh Rasulullah SAW.  Ketika ajal menjelang, dia sama sekali tidak dapat mengucapkan kalimah syahadat.  Nabi SAW diberi tahu tentang hal itu. Lalu Nabi bertanya, “Apakah dia masih mempunyai kedua orang tua ?” Seseorang menjawab, “Ayahnya telah meninggal dunia, tapi dia masih mempunyai ibu yang sudah tua.” Kemudian Nabi pun mengutus seseorang untuk memanggil ibu Alqomah.

Ibu Alqamah bercerita, “Wahai Rasulullah SAW, anakku menunaikan shalat begini dan begitu, dia berpuasa begini dan begitu dan menyedekahkan sejumlah dirham yang aku tidak mengetahui jumlah dan timbangannya.” 

Nabi bertanya lagi, “Bagaimana hubunganmu dengan dia ?”

“Wahai Rasulullah SAW, sesungguhnya aku benar-benar sangat marah kepadanya. Ia lebih mementingkan isterinya dari pada aku. Anakku menaati isterinya dalam segala hal.”

“Rupanya kemarahan sang ibu telah menghalangi lisan anaknya untuk mengucapkan Laa ilaaha illallah,”  Sambung Rasulullah SAW kepada orang sekeliling, lalu beliau memberi perintah kepada Bilal, “Hai Bilal, pergi dan kumpulkan kayu bakar yang banyak. Aku akan membakar Alqamah.”

Mendengar apa yang dikatakan Nabi SAW, sang ibu itu pun terperanjat dan memohon, “Wahai Rasulullah, anakku dan buah hatiku akan kau bakar dengan api di hadapanku ?  Akan tegakah hatiku ?”

Rasulullah SAW bersabda, “Jika ampunan Allah baginya menyenangkanmu, maka relakan dia. Demi Tuhan yang diriku berada pada kekuasaan-NYA, sesungguhnya shalat dan sedekahnya tidak akan bermanfaat selagi engkau masih marah kepadanya.”

Sang ibu lalu berdo’a, “Aku bersaksi kepada Allah di langit-NYA dan Engkau wahai Rasulullah serta orang-orang yang hadir, bahwa sesungguhnya aku telah merelakannya.”

“Hai Bilal,” kata Nabi SAW, “Pergi dan lihatlah apakah Alqamah bisa mengucapkan Laa ilaaha illallah ?  Barangkali ibunya berkata tidak setulus hati karena malu kepada Rasulullah.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun