Dandung Nurhono
Dandung Nurhono Petani

Menulis prosa dan artikel lainnya. Terakhir menyusun buku Nyukcruk Galur BATAN Bandung.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Kerja Keras yang Percuma

18 April 2023   17:20 Diperbarui: 18 April 2023   17:29 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kerja Keras yang Percuma
Memasang batu granit | Foto: Dandung N. (Dok. pribadi)

Semua karena dirinya sendiri. Bukankah pada saat puasa, masih banyak yang berpura-pura puasa. Tibanya Ramadhan tidak disikapi secara optimal. Banyak orang yang menjalankan ibadah dengan sekadarnya saja. Banyak orang merespon Ramadhan hanya fisiknya saja, sedangkan hatinya tidak. Banyak orang berpuasa hanya menahan lapar dan dahaga saja, sementara syahwat mata, telinga, hidung, lidah, masih saja berjalan seperti biasa. Banyak orang masuk Ramadhan bukan ingin memperbanyak ibadah dan meningkatkan kualitas keimanan, melainkan untuk meningkatkan omset dagangan.

Ada juga ketika memasuki awal Ramadhan semangatnya tinggi, namun lama-lama kelelahan hingga semangatnya kendor di akhir-akhir Ramadhan. Padahal justru di akhir Ramadhan itu seharusnya ditingkatkan untuk menggapai malam lailatul qadar.

Ada fenomena yang umum terjadi, dan ini yang memprihatinkan. Di awal Ramadhan masjid atau mushala, terasa sempit karena setiap ruang kosong dipenuhi oleh jamaah. Lalu perlahan mulai berkurang di minggu ke dua. Dan klimaksnya di minggu terakhir Ramadhan, masjid terasa sangat luas, hingga jamaah hanya mampu mengisi barisan kesatu dan kedua saja. Masjid-masjid yang tadinya semarak, kembali kosong dan sepi.

Ada kisah dalam Al-Qur'an, tentang seorang perempuan pemintal benang, yang diabadikan dalam Surat An-Nahl: 92, Allah SWT berfirman, "Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali.".

Sebuah pelajaran yang sangat berharga. Allah SWT mengabadikan seseorang yang dari pagi hingga sore waktunya ia habiskan hanya untuk memintal benang. Namun pada sore hari ketika benang pintalan itu telah selesai, ia cerai-beraikan kembali.

Ini salah satu isyarat, bahwa perbuatan sia-sia adalah kerugian yang nyata.

Jadi sepertinya tidak pantas kalau selepas Ramadhan, memasuki bulan Syawal, serta-merta masjid-masjid menjadi kosong, sangat sepi yang shalat berjamaah. Sebuah kepalsuan yang sangat menggelikan, tapi memprihatinkan. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun