Daniel Mashudi
Daniel Mashudi Freelancer

https://samleinad.com E-mail: daniel.mashudi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Lapar Mata dan Kalap Belanja, Biarin Aja, Toh Pake Duit Sendiri!

2 Mei 2020   21:41 Diperbarui: 2 Mei 2020   21:53 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lapar Mata dan Kalap Belanja, Biarin Aja, Toh Pake Duit Sendiri!
Sumber: KOMPAS.COM

Setiap sore menjelang waktu berbuka puasa, banyak penjual takjil di tempat-tempat strategis. Berbagai menu menggugah selera dijajakan. Kolak, bubur, es buah, kue, hingga nasi berikut lauk-pauknya. Tak jarang di antara kita kemudian membeli bermacam makanan tersebut. Semua ingin kita lahap ketika beduk maghrib telah terdengar.

Berbuka puasa seakan menjadi pelampiasan atau balas dendam. Sebisanya makan dan minum sebanyak-banyaknya, setelah berpuasa belasan jam lamanya. Tak jarang, ada saja makanan atau minuman yang tersisa setelahnya.

Seminggu menjelang lebaran, banyak supermarket, mal, juga toko online memberikan promo, diskonan atau potongan harga. Berhubung sudah terima THR, tanpa ragu tak sedikit barang-barang yang kita masukkan ke keranjang belanja. Baju, celana, nastar, putri salju, dan yang lainnya.

Padahal, belum tentu barang-barang tersebut dibutuhkan saat itu juga. Kadang baru tepakai beberapa minggu atau bulan setelahnya. Bahkan kadang tak terpakai sama sekali, lalu teronggok begitu saja di lemari.

Kita semua tentunya sudah mengerti, semengerti-mengertinya. Makan atau belanja itu seperlunya saja. Namun kadang lupa diri. Lapar mata dan kalap belanja, untuk memuaskan keinginan. Baru setelahnya sadar, jika kekhilafan telah dilakukan. Namun tetap saja memaafkan diri sendiri, sambil berkata dalam hati: biarin aja, toh pake duit sendiri!

Padahal jika kita mau berpikir lebih jauh, kebiasaan makan berlebihan akan menyebabkan masalah kesehatan.

Rasa begah atau tidak nyaman di perut terjadi, karena kita melahap makanan dua kali lipat dari biasanya. Lambung mengembang, kita pun menjadi tak nyaman. Kalau sudah begini, mau melakukan aktivitas jadi ogah-ogahan. Mau ngerjain ini malas, ngerjain itu juga malas.

Karena labung penuh terisi, maka makanan bisa kembali naik ke kerongkongan. Istilah kedokterannya yaitu Gerd (gastroesophageal reflux disease), yang gejalanya berupa heartburn atau nyeri di bagian ulu hati. Rasa panas seperti terbakar muncul di dada dan kadang naik ke leher.

Sebulan berpuasa, seharusnya badan menjadi lebih ramping. Namun yang terjadi sebaliknya, karena seringnya makan berlebihan saat berbuka puasa. Jarum timbangan bergerak ke kanan, karena kelebihan berat badan. Cita-citanya pengen punya bodi ideal, tapi hobinya banyak makan. Maaf, nggak bermaksud body shaming.

Demikian juga dengan berbelanja barang berlebihan, lebih banyak mudharat daripada manfaatnya. Hanya karena tergiur besarnya diskon, kita menjadi kurang mengontrol diri.

Saat ini banyak orang punya kartu kedit. Tinggal gesek saja untuk membayar belanja. Tahu-tahu tagihan utang melonjak di bulan berikutnya. Kalau sudah begini, pusing kepala jadinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

15 March 2024

MYSTERY CHALANGE

Mystery Challenge | Video Youtube to KGNow Semarak Pasar Takjil
ramadan bercerita 2024  ramadan bercerita 2024 hari 5 
16 March 2024
Lokasi Ngabuburit Favorit
ramadan bercerita 2024 ramadan bercerita 2024 hari 6
17 March 2024
Menu Sahur Tinggi Serat
ramadan bercerita 2024 ramadan bercerita 2024 hari 7

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun