Masjid Amirul Mukminin dan Kisah Syekh Yusuf
Suatu siang di bulan Ramadan, matahari sedang terik-teriknya bersinar di langit Makassar. Siang hari tentunya bukan waktu yang tepat untuk berkunjung ke Pantai Losari.
Namun, hari itu adalah hari terakhir bagi aku dan Razali berada di Makassar. Sore harinya aku akan kembali dari Makassar ke Tangerang, sementara Razali ke Kuala Lumpur.
Kami berdua ditemani oleh Dede yang asli Makassar berkunjung ke Pantai Losari, salah satu destinasi wisata yang tidak boleh dilewatkan ketika berkunjung ke Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Selain suasana khas pantai, ada keindahan unik lainnya di lokasi ini. Salah satunya adalah Amirul Mukminin, sebuah masjid yang terbilang cukup unik. Masjid Amirul Mukminin mengusung konsep floating mosque atau masjid terapung. Sayangnya, siang itu air laut sedang surut. Aku tak melihat masjid itu sedang mengapung di atas air laut.
Masjid Amirul Mukminin menjadi masjid terapung pertama di Indonesia. Dibangun sejak tahun 2009, masjid ini diresmikan pada 21 Desember 2012.
Arsitekturnya cukup unik. Masjid Amirul Mukminin terdiri dari tiga lantai dengan konsep modern kontemporer minimalis. Bangunan masjid didominasi warna putih, dengan kubah berwarna biru dan toska.
Tak jauh dari masjid, aku melihat patung dada dari seorang ulama sekaligus pahlawan nasional, yaitu Syekh Yusuf (1626-1699)..Dalam perjuangannya, beliau pernah diasingkan oleh Belanda ke Srilanka, hingga Afrika Selatan. Dalam pengasingan, beliau terus menyebarkan agama Islam.
Konon, perjuangan Syekh Yusuf turut menginspirasi tokoh terkenal asal India dan Afrika Selatan, yakni Mahatma Gandhi dan Nelson Mandela.
Tahun 2016, tiga replika patung Syekh Yusuf, Mahatma Gandhi, dan Nelson Mandela berukuran seluruh badan didirikan di kawasan Pantai Losari.