Alin FM
Alin FM Penulis

Biarkan tinta-tinta malaikat mencatat semua kata yang ku punya untuk dunia

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Belanja dengan Harga Tak Bersahabat di Bulan Ramadan

29 April 2020   22:52 Diperbarui: 29 April 2020   23:06 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belanja dengan Harga Tak Bersahabat di Bulan Ramadan
Islamidia.com

Belanja dengan  harga  tak bersahabat di bulan Ramadhan.

Oleh

Alin FM

Praktisi Multimedia dan Penulis


Hidup terus berjalan dalam ancaman virus covid 19 semakin meluas ke seantero negeri. Apalagi hidup di ibukota dimana tingkat kasus covid 19 tertinggi di Indonesia. Terlebih masih banyak yang pulang  kampung karena penghasilan di ibukota  sudah terbatas seiring dengan berlakunya PSBB. Akhirnya kita emak-emak harus menjadi garda terdepan untuk mencegah laju penyebaran covid 19 ini. Menjaga jarak dan stay at home alias di rumah aja menjadi pilihan terbaik saat ini.

Tapi tak cukup sampai disitu, para emak-emak harus memutar otak untuk menghidangkan sajian berselera di rumah. Di saat Ramadhan yang mulia datang, inginnya menyajikan sajian istimewa untuk keluarga tercinta walaupun di tengah pandemi. Sekaligus Mendidik sang buah hati untuk belajar berpuasa. Rasanya perlu membuat menu makanan yang lezat bernutrisi agar kuat menahan lapar dan haus selama berpuasa. Pastinya belanja dengan harga tak bersahabat tetap dilakukan di bulan Ramadhan.

Sudah menjadi rahasia umum, saat Ramadhan tiba bahkan 2 minggu menjelang Ramadhan, harga kebutuhan pokok mulai merangkak naik. Dari bawang merah, cabai merah keriting, cabai rawit dan daging ayam serta sayur mayur. Tapi yang paling menyedihkan Ramadhan tahun ini adalah harga gula yang tembus sampai Rp. 18.000 yang tadinya Rp 12.500. Harga daging sapi segar kian tak bersahabat menembus harga Rp. 125.000,- bahkan ada yang menjual Rp 130.000.

Belanja daging sapi pun tidak saya dilakukan untuk membuat rendang di ganti dengan ayam dan ikan lebih bersahabat di kantong. Tempe dan telor menjadi menu makanan favorit dan andalan di rumah. Sudah harganya ekonomis, bergizi pula. Harga telor cederung turun harga sudah dikisaran Rp 22.000 di dekat rumah. Waktu saya belanja di supermarket harga telor masih Rp 25.500. Harga tepung terigu cenderung stabil. Tepung terigu curah masih Rp 7000/kgbbeli di agen. Di warung tepung terigu biasanya di jual Rp 8.000. tepung tapioka curah Rp 10.000 / kg di agen. Begitu pula dengan mentega harga masih stabil. Walaupun bawang merah merangkak naik menembus harga Rp 45.000/kg.

Saya memilih tidak panic buying Di tengah pandemi. Tidak Memborong apa saja yang kira-kira bisa di beli untuk stok di rumah alias kalap belanja. Belanja tidak berlebihan tapi tidak minim stock juga. Kenapa asupan gizi juga harus diperhatikan selama berpuasa. Situasi seperti sekarang ini tidak membuat saya  gila belanja tapi logis dalam berbelanja. Harga tak bersahabat harus  disiasati dengan menu makanan variasi dan kreatif.

Di tengah pandemi saat ini. Saya lebih memilih memasak makanan sendiri di rumah. Lebih higienis, sehat, hemat dan terhindar dari paparan virus Covid 19. Dari appetizer, hidangan pembuka seperti bakwan, risol, ubi goreng, singkong goreng, martabak telor, cireng, bakso pentol, batagor, siomay, empek-empek, Sempol ayam, jagung rebus disajikan hangat ketika berbuka tak ketinggalan sambal kacangnya. Menu utama atau main course  bisa ayam, ati ampela, telor paling sering dikonsumsi, ikan asin atau tahu tempe asalkan ada sambal. 

Dessert menyegarkan dan manis pun tak lupa di sajikan seperti aneka jus, ice lemon tea, es sirup serta donat atau roti  goreng isi. Ini pun harus disajikan sederhana, satu hari satu menu makanan disajikan tidak sekaligus dari daftar menu yang diatas. Tidak berlebihan tapi keluarga senang menyantapnya yang penting ada kurma sebagai makanan terbaik ketika berbuka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun