RAMADAN
Diantara Lantun Gema Takbir
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Dengan sebatang obor bambu kecil ditangan; anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua berarak melata melantunkan gema takbir, merambah jalanan kampung, malam itu tepat selepas Ramadhan. Suara gesrekan ribuan sandal diatas aspal dan lantunan gema takbir bergemuruh melangitkan keagungan Asma-Nya.
Sekian puluh tahun yang lalu, dan lama kutinggalkan kampungku yang damai dinamis.
"Allaahu akbar Allaahu akbar Allaahu akbar, laa illaa haillallahuwaallaahuakbar. Allaahu akbar walillaahil hamd."
Dan kini yang kuingat hanya ibu, setiap kali gema takbir malam Iedul Fitri terdengar. Air matapun menetes pelan dalam sonata lembut wajah ibu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!