Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Penulis

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Saya Mungkin Sudah Kaya

9 Mei 2019   00:20 Diperbarui: 9 Mei 2019   01:14 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya Mungkin Sudah Kaya
Ilustrasi orang banyak uangnya. (Koinworks.com)

Itulah yang saya pikirkan ketika berpuluh hingga ratusan sms menghampiri nomor saya dengan kata-kata yang menggairahkan. Apalagi jika sedang 'tanggal tua'. Maka, segala impian untuk melihat adanya rejeki nomplok dapat menjadi kenyataan.

Kejadian berupa sms yang menginfokan tentang hadiah besar yang diundi dan bertuliskan bahwa "maaf, sebelumnya kami sudah menghubungi melalui telepon. Namun, nomor Anda tidak aktif. Sehingga, kami hubungi kembali melalui sms". Sejak itu, saya dan keluarga mengetahui bahwa ini adalah HOAX!

Ya, zaman itu, adalah zaman ponsel masih bersenter. Ataupun jika sudah canggih, maka ponselnya masih menggunakan infra-red untuk berbagi data. Begitu pula pada akses internet yang masih sangat terbatas, tidak seperti saat ini yang aksesnya sudah menyaingi akses internet melalui personal computer (PC).

Melihat situasi seperti itu, maka, tidak mengherankan jika orang lain bisa tertipu oleh sms dengan info hadiah besar itu. Beruntung sekali, saya dan keluarga bukan tipikal yang mudah dikelabui. Setiap informasi kami bicarakan dan saya juga merupakan orang di rumah yang paling muda dan biasanya lebih 'uptodate'. Sehingga, saya cukup bisa membantu dalam hal mencegah terjadi 'pertumpahan' korban penipuan.

Selain itu, ada satu hal lainnya yang dapat menjadi penghalang bagi saya sekeluarga untuk tidak tergiur oleh sms hadiah nomplok tersebut. Yaitu, adanya persyaratan untuk menebus hadiah itu dengan transfer beberapa ratus ribu hingga jutaan rupiah. Memang, hadiahnya mencapai 70 juta sampai 100-an juta, apalagi jika mobil. Namun, berhubung nominal untuk penebusan juga tidak sedikit, maka, kami selalu melewatkan momen 'berharga' tersebut.

Hingga kini, ternyata kasus semacam itu masih terjadi dengan segala upaya yang gigih untuk dilakukan oleh para oknum. Uniknya, mereka seperti tidak tahu bahwa kecerdasan masyarakat sekarang sudah bertambah.

Salah satunya adalah dengan mengetahui bahwa setiap instansi ataupun lembaga-lembaga bahkan merk provider untuk kartu ponsel pasti akan memiliki website yang berdomain besar (sudah dotcom), bukan bertipe blog pribadi seperti blogspot dot com. Artinya, tidak mungkin sebuah provider besar yang seharusnya mampu membeli domain website masih menggunakan blogspot bukan?

Inilah yang kemudian menjadi suatu keunikan, karena, di saat kemajuan sudah dibarengi dengan kecerdasan, namun kejahatan masih dilakukan dengan cara yang klasik. Namun, bukan berarti kita harus membiarkan kejahatan mengikuti kecanggihan dan perubahan gaya hidup masyarakat---termasuk skimming.

Namun, dengan adanya perubahan ataupun perkembangan, termasuk dalam hal teknologi, maka, masyarakat diharapkan tidak mudah untuk tertipu. Salah satunya dengan sms berhadiah nomplok tersebut.

Ya, seandainya sms itu benar-benar memberikan hadiah tanpa embel-embel penebusan, dan sms itu berasal dari pihak yang sebenar-benarnya. Yaitu, melalui bukti berupa website berdomain yang terpercaya. Maka, bisa jadi, saat ini saya sudah kaya. Bahkan, tidak hanya saya, Anda pun yang sudah pasti menerima sms 'penghilang kesepian' tersebut dipastikan juga sudah kaya. Hehehe...

Malang, 8 Mei 2019
Deddy Husein S.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun