Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Penulis

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Mengenali Tubuh Sendiri untuk Mengobatinya

28 April 2020   08:59 Diperbarui: 28 April 2020   09:10 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengenali Tubuh Sendiri untuk Mengobatinya
Ilustrasi menjaga hidup sehat. | Gambar: George Rudy via Kompas.com

Penulis akhirnya menyadari bahwa mengonsumsi hal-hal yang bersuhu hangat membuat hidung menjadi lebih lega. Itulah yang juga dapat dilakukan ketika Ramadan tiba.
Memang idealnya bisa mengonsumsi jahe setiap hari atau tepatnya untuk salah satu menu bersahur. Namun, minuman lain yang intinya bersuhu hangat juga akan membuat hidung terasa nyaman di pagi hari.

Menjadi seorang yang hidup sendiri juga perlu menyiapkan menu yang praktis. Itulah mengapa pilihan untuk minum jahe juga dapat diperhitungkan, apalagi jika itu dapat dipenuhi secara praktis dan sudah teruji cocok dengan tenggorokan.

Mengonsumsi jahe hangat cukup tepat untuk membuat tubuh tetap hangat meski hari menjelang pagi. | Gambar: Dokpri/DeddyHS_15
Mengonsumsi jahe hangat cukup tepat untuk membuat tubuh tetap hangat meski hari menjelang pagi. | Gambar: Dokpri/DeddyHS_15
Melalui cara ini pula, penulis merasa hidup masih cukup aman dan bisa tetap merangkai kata-kata untuk menyapa para pembaca yang selalu memberikan suntikan motivasi kepada penulis. Meski demikian, penulis tak meminta para pembaca untuk meniru apa yang penulis lakukan.

Karena, kapasitas tubuh kita berbeda. Penulis juga tidak merasa lebih kuat dibandingkan orang lain hanya dikarenakan hampir sangat jarang minum obat sejak lulus sekolah, meski pernah juga sakit cukup keras hingga mengkhawatirkan orang-orang di sekitar penulis.

Betul, mereka kebanyakan selalu panik melihat situasi penulis ketika sakit. Karena memang ternyata tidak terlihat "selucu" orang kebanyakan ketika sakit.

Penulis tentu memaklumi itu, bahkan sebenarnya juga tertawa dalam pikiran, karena merasa melihat banyak orang menjadi lebay dan memang ada efek bagusnya, sih. Yaitu, mereka menjadi semakin perhatian dengan kondisi tubuh penulis.

Namun, untuk dapat tetap seperti saat ini, penulis justru berupaya tak bergantung dengan obat-obatan--tanpa mendiskreditkan apoteker, farmasi, dan kedokteran. Penulis tentu sangat menghargai keberadaan mereka.

Hanya, caranya yang berbeda. Penulis tidak menjadi konsumen setianya, dan berupaya mencari jalan lain yang tetap aman dan tentunya tetap logis.

Hal ini bisa terjadi, karena penulis berupaya mengenali tubuh sendiri. Seharusnya, kita lebih kenal diri kita daripada orang lain, bukan?
Itulah mengapa, penulis berupaya keras mengenali tubuh sendiri. Apa kekuatannya, dan apa kelemahannya.

Memang, terasa sangat sulit. Karena, siapa sih yang tidak ingin cepat sembuh ketika sakit? Apalagi kalau sakitnya terasa mengganggu, meski kadarnya sangat ringan.

Namun, apapun yang tidak begitu normal sebisa mungkin harus dihilangkan atau dicegah untuk tak selalu dapat muncul setiap hari. Apalagi jika aktivitas yang positif biasanya harus dimulai dari pagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun