Dian Kusumawardani
Dian Kusumawardani Freelancer

Home Educator Omah Rame, Pengajar di BKB Nurul Fikri, Konselor Laktasi, Content Creator

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Lebaran = Lebar an?

15 Juni 2018   23:34 Diperbarui: 15 Juni 2018   23:48 770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lebaran = Lebar an?
photogrid-1529044612482-5b23e799dd0fa83a5b2011f4.jpg

Alhamdulillah, hari kemenangan telah tiba. Hari ini seluruh umat muslim merayakan hari raya Idul Fitri yang juga biasa disebut lebaran.

Rumah-rumah penuh dengan aneka ragam kue khas lebaran, mulai dari kastengel, nastar, putri salju dan lain sebagainya. Belum lagi hidangan-hidangan khas lebaran. 

Ada opor ayam, sambal goreng hati, ketupat sayur dan lainnya. Kalau di keluarga besar mama, menunya khas timur tengah. Mulai dari nasi kebuli, krengsengan, gulai kambing dan lontong gulai. Semua hidangan mengandung daging kambing dan santan, nyam nyam nyam.

Tak heran, setelah lebaran banyak yang mengalami kenaikan berat badan. Maklum semua kue khas lebaran mengandung gula dan hidangan khas lebaran pun serba berlemak. Jadi tak heran berat badan pun melonjak.

Lalu harus bagaimana, semua hidangan terasa menggugah selera. Apalagi jika harus bertamu, kan nggak enak kalau menolak hidangan yang disuguhkan. Ada caranya kok, bukan berarti tidak makan. Boleh makan tapi batasi porsinya. Cukup sedikit ngemil kue lebarannya. Cukup sedikit makan hidangan khas lebaran. Icip-icip saja lah.

Jadi bagaimana lebaranmu? Apa semakin lebar an? Selamat lebaran. Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir batin.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun