Dian Kusumawardani
Dian Kusumawardani Freelancer

Home Educator Omah Rame, Pengajar di BKB Nurul Fikri, Konselor Laktasi, Content Creator

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Sarung Pengobat Rindu

14 Mei 2020   19:42 Diperbarui: 14 Mei 2020   19:47 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sarung Pengobat Rindu
images-3-5ebd3dc4097f3654bd361432.jpeg


Hari ini Warda menata lemarinya. Saat mengeluarkan baju-baju, tiba-tiba tangannya menemukan sesuatu. Sarung! Ada sarung dilemari bajunya.

Diamatinya sarung itu dalam-dalam, sepertinya bukan milik suaminya. Warnanya memang sudah pudar, tapi kainnya masih halus.

Dia ingat, itu sarung milik Abinya. Abi adalah panggilan untuk kakeknya. Dulu saat kecil, Wardah tinggal bersama kakek dan neneknya. Dia memanggil abi dan umi.

Ingatan Wardah kembali ke sepuluh tahun yang lalu. Sarung ini adalah sarung yang dia beli untuk Abinya. Kala itu dia baru saja menerima honor sebagai asisten peneliti.


Abinya suka memakai sarung. Maka saat Warda memberikan sarung itu, Abinya sangat senang. Sarung itu sering dipakai. Sarung ini yang selalu menemani Abi makukan kegiatannya.

Sayangnya, tiga bulan saja Abi bisa memakai sarung ini. Sarung ini menemani Abi saat harus berbaring di rumah sakit sampai ajal menjemput.

Wardah sengaja menyimpan sarung ini sepeninggalan Abinya. Sarung ini sebagai pengobat kerinduan pada Abinya.

Tak terasa, sepulu tahun berlalu. Tapi sarung ini masih tetap awet. Sarung ini masih bisa menjadi obat kerinduan pada Abinya.

"Bun, itu sarung siapa?" Tiba-tiba Zahra putri bungsunya sudah ada disampingnya. "Oh ini sarung kakeknya bunda sayang" jawab Wardah. Kemudian Wardah kembali melanjutkan aktivitasnya. Menata lemari.

Di peluknya sarung penuh kenangan itu. "Abi, aku kangen" ucapnya lirih.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun