Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Dosen

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Artikel Utama

Makam Dowo di Lamongan, Tradisi Nyekar dan Makna Ekokultural

5 Mei 2022   22:00 Diperbarui: 6 Mei 2022   05:26 3987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makam Dowo di Lamongan, Tradisi Nyekar dan Makna Ekokultural
Makam Dowo yang dihormati warga dusun sebagai makam leluhur di Dusun Wangun, Kec. Sugio, Lamongan. Dokumentasi pribasi

Terlepas dari identitas tokoh leluhur dan segala kekeramatan yang disematkan, kita bisa mendapatkan makna-makna kebaikan, khususnya makna eko-kultural, dari keberadaan Makam Dowo. Apa yang saya maksud dengan makna eko-kultural adalah makna yang berkaitan dengan relasi antara praktik budaya (religi) yang dijalankan oleh warga dan kepentingan pelestarian lingkungan alam.

Setidaknya warga dusun dari masa lalu hingga masa kini bisa kita baca terus membangun keterikatan dengan bumi tempat mereka hidup.

Dengan tanda komunal berupa makam atau situs leluhur mereka memiliki tempat indah untuk nyekar, "menaburkan bunga untuk bumi dengan doa-doa baik." Itu merupakan bentuk penghormatan terhadap bumi yang begitu setia menemani perjalanan manusia, tanpa meminta apapun.

Pohon besar yang memberikan manfaat kepada manusia. Dokumentasi pribadi
Pohon besar yang memberikan manfaat kepada manusia. Dokumentasi pribadi

Penyematan label leluhur meskipun tanpa nama bisa dibaca sebagai cara mereka untuk memperkuat ikatan dengan orang-orang pendahulu yang telah menghadirkan kehidupan dan kebaikan di wilayah ini. Dengan ikatan itulah mereka bisa belajar untuk terus mempertahankan dan memperjuangkan kawasan pemukiman dan pertanian untuk generasi penerus.

Keberadaan pohon besar di kawasan Makam Dowo, sebagaimana juga di banyak kuburan dusun di Lamongan, menghadirkan relasi timbal-balik dalam sebuah ekosistem. Di satu sisi, pohon-pohon besar menjadi penanda komunal dan kultural bagi warga akan tempat leluhur di makamkan. 

Letak Makam Dowo mudah dijangkau, di pinggir jalan menuju Dusun Wangun. Dokumentasi pribadi
Letak Makam Dowo mudah dijangkau, di pinggir jalan menuju Dusun Wangun. Dokumentasi pribadi
Di sisi lain, rasa hormat terhadap makam leluhur dan segenap kekeramatan yang disematkan menjadikan warga tidak berani menebang pohon besar ataupun pohon lain di Makam Dowo.

Dengan demikian, kehidupan pohon-pohon itu tetap bisa terjaga dengan baik, sehingga mereka pun terus bisa memberikan kebaikan kepada warga dusun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun