Denata
Denata Wiraswasta

perempuan cerdas tidak hanya harus berpendidikan namun juga mampu menggunakan logika dan rasionalitas dalam menyingkapi sebuah isu. Broaden knowledge and be critical

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Bercermin dan Meneladani Kisah Nabi dan Sahabat Nabi

3 Mei 2021   19:14 Diperbarui: 3 Mei 2021   19:17 8455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bercermin dan Meneladani Kisah Nabi dan Sahabat Nabi
sumber kisahmuslim.com

Pada masa kepemimpinannya, meskipun Abu Bakar seorang pedagang kaya, namun dia tidak pernah sombong. Orang yang rendah hati bukanlah orang yang suka memandang rendah orang lain. Meskipun memiliki kekayaan, kepandaian dan kedudukan yang lebih dari orang lain, namun penting untuk tetap memiliki sikap rendah hati.

Sikap Abu Bakar yang rendah hati ini dikisahkan ketika raja dari Himyar Yaman yang bernama Dzul Kala hendak menemui Abu Bakar di Madinah. Saat itu Abu Bakar telah diangkat menjadi khalifah. Dia terkejut karena melihat sang khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq yang tidak memiliki istana megah dan hanya mengenakan pakaian sederhna.

Dari Abu Bakar kita belajar, andaikan kita dipercayai menjadi seorang pemimpin, kedudukan itu tidak serta merta menjadikan kita istimewa daripada orang lain. Seorang pemimpin haruslah menunaikan kewajiban dan tugasnya sebaik mungkin. Sikap rendah hati membuat kita memiliki rasa sepadan dengan orang lain. Bagaimanapun, semua manusia memiliki kedudukan yang sama di mata Allah.

Sebagai makhluk ciptaan Allah, kita perlu mencontoh keteladanan Abu Bakar Ash-Shiddiq. Kita hidup di dunia tidak semata-mata hanya untuk mengejar duniawi. Memang munafik rasanya jika kita hidup saat ini tidak membutuhkan yang namanya uang. Tapi jika bisa melihat maknanya, kita hidup cukup tidak berlebihan haruslah disyukuri jangan menuntut lebih. Jika kita dipercayai Allah dengan harta yang lebih dari cukup atau berlebih, maka tidak boleh ada kesombongan dalam diri. Sejatinya keangkuhan akan membawa kita pada kehancuran. Rendah hati diperlukan agar kita bisa berempati dengan keadaan orang lain.

Iman yang KuatĀ 

Ketika Abu Bakar menolong orang lain, dia tidak pernah bersikap pamrih. Dia hanya mengharapkan kasih dari Allah. Dia memiliki keyakinan jika harta yang dia habiskan di jalan Allah tidak akan pernah hilang, tetapi kekal di keabadian nantinya.

Keimanan dan kecintaannya kepada Allah dibuktikan dengan kerelaannya mengorbankan harta benda, kepentingan keluarganya bahkan jiwanya demi ikut di jalan Allah. Kita bisa meneladani keimanan Abu Bakar dengan semakin mendekatkan diri kepada Allah Swt, menaati segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya.

Keteguhan iman, sikap yang Jujur, rendah hati dan dermawan, menjadi keistimewaan Abu Bakar Ash-Shiddiq yang dapat kita terapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Sosok Abu Bakar dapat diteladani untuk menciptakan pribadi yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun