Denata
Denata Wiraswasta

perempuan cerdas tidak hanya harus berpendidikan namun juga mampu menggunakan logika dan rasionalitas dalam menyingkapi sebuah isu. Broaden knowledge and be critical

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Suka Duka Menjadi Pejuang Samber THR Kompasiana

8 Mei 2021   15:32 Diperbarui: 8 Mei 2021   15:39 1215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suka Duka Menjadi Pejuang Samber THR Kompasiana
ilustrasi suasana hati penulis, sumber gambar hipwee.com

Dunia menulis masih tergolong baru buat saya. Menulis pertama kali di Kompasiana pada tahun 2019, tetapi saya termasuk yang tidak rajin mengunggah tulisan. Tertarik untuk menulis kala itu saat melihat lomba yang diadakan oleh salah satu bank BUMN dan Kompasiana. Bayangan saya saat itu sepertinya menyenangkan ikut lomba menulis, bisa menginap di hotel gratis, bisa jalan-jalan gratis, bisa menerbitkan buku, bisa menjadi narasumber, bisa menambah isi tabungan, bisa mengenal penulis-penulis hebat dan masih banyak lagi.

Saya tidak pernah menyangka menulis ternyata mengantarkan saya pada berbagai pengalaman menyenangkan. Meskipun pencapaian masih seujung kuku, tetapi saya senang karena proses di dalamnya menjadi pengalaman penting buat saya.

Saat akan mengikuti samber THR Kompasiana, sempat muncul rasa tidak percaya diri. Tidak percaya pada kemampuan diri sendiri ketika diharuskan menulis selama 30 hari berturut-turut. Ketika saya memulai, maka otomatis dibutuhkan konsistensi dan ide-ide membuat konten setiap harinya. Campur aduk suasana hati atau unek-unek saat mengikuti samber THR Kompasiana 2021, saya tuangkan dalam beberapa cuitan di media sosial twitter.

sumber dokpri
sumber dokpri
sumber dokpri
sumber dokpri
sumber dokpri
sumber dokpri
sumber dokpri
sumber dokpri
sumber dokpri
sumber dokpri
Kompasiana memiliki banyak sekali blogger, penulis yang istimewa penuh dengan prestasi, konten-konten yang disajikan juga luar biasa. Kerap saya lihat penulis-penulis hebat turut meramaikan kompetisi. Bagaimana saya tidak minder, tetapi saya selalu berpikir positif. Bahwasanya menang atau kalah dalam kompetisi menulis adalah perpaduan dari selera juri, isi tulisan juga keberuntungan ataupun rejeki.

Meskipun kegiatan menulis menyita waktu, menguras pikiran, tetapi saya menikmati semua pengalaman yang didapat. Kompetisi ini menjadi bagian dari proses pembelajaran untuk menjadi lebih baik. Setiap penulis pasti memiliki suka dukanya masing-masing dalam mengikuti samber THR Kompasiana tahun ini. 

Namun satu hal, apapun hasil kompetisi nanti, nikmati dan cobalah berbangga dengan karya diri sendiri.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun