perempuan cerdas tidak hanya harus berpendidikan namun juga mampu menggunakan logika dan rasionalitas dalam menyingkapi sebuah isu. Broaden knowledge and be critical
Suka Duka Menjadi Pejuang Samber THR Kompasiana
Dunia menulis masih tergolong baru buat saya. Menulis pertama kali di Kompasiana pada tahun 2019, tetapi saya termasuk yang tidak rajin mengunggah tulisan. Tertarik untuk menulis kala itu saat melihat lomba yang diadakan oleh salah satu bank BUMN dan Kompasiana. Bayangan saya saat itu sepertinya menyenangkan ikut lomba menulis, bisa menginap di hotel gratis, bisa jalan-jalan gratis, bisa menerbitkan buku, bisa menjadi narasumber, bisa menambah isi tabungan, bisa mengenal penulis-penulis hebat dan masih banyak lagi.
Saya tidak pernah menyangka menulis ternyata mengantarkan saya pada berbagai pengalaman menyenangkan. Meskipun pencapaian masih seujung kuku, tetapi saya senang karena proses di dalamnya menjadi pengalaman penting buat saya.
Saat akan mengikuti samber THR Kompasiana, sempat muncul rasa tidak percaya diri. Tidak percaya pada kemampuan diri sendiri ketika diharuskan menulis selama 30 hari berturut-turut. Ketika saya memulai, maka otomatis dibutuhkan konsistensi dan ide-ide membuat konten setiap harinya. Campur aduk suasana hati atau unek-unek saat mengikuti samber THR Kompasiana 2021, saya tuangkan dalam beberapa cuitan di media sosial twitter.
Meskipun kegiatan menulis menyita waktu, menguras pikiran, tetapi saya menikmati semua pengalaman yang didapat. Kompetisi ini menjadi bagian dari proses pembelajaran untuk menjadi lebih baik. Setiap penulis pasti memiliki suka dukanya masing-masing dalam mengikuti samber THR Kompasiana tahun ini.
Namun satu hal, apapun hasil kompetisi nanti, nikmati dan cobalah berbangga dengan karya diri sendiri.