Deni Darmawan
Deni Darmawan Dosen

- Penulis Buku Menulis itu Gampang, Kreativitas Menulis Kaum Rebahan, Legenda Sang Dakwah - Penulis buku dan artikel populer di Media Massa - Nominator dan Penerima Hibah Penelitian Kemenag RI Moderasi Beragama tahun 2021. - Dosen dan Tutor Online Agama Islam Univ. Pamulang dan Univ. Terbuka

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Ramadan Membentuk Pribadi Mulia

6 April 2022   09:10 Diperbarui: 6 April 2022   09:12 945
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramadan Membentuk Pribadi Mulia
dokpri : Deni Darmawan di Majid Al-Musyawarah Pondok Indah

Oleh : Deni Darmawan, Dosen Universitas Pamulang dan Penulis Buku “Keajaiban Ramadan”

Masjid Al-Musyawarah Pondok Indah menggelar kultum sebelum salat tarawih dari awal hingga akhir Ramadan. Jadwal kultum pada malam ke-tiga Ramadan disampaikan oleh Deni Darmawan, M.Pd.I pada Selasa (5/4/2022) dengan judul “Ramadan sebagai pembentukkan diri pribadi mulia” di masjid Al-Musyawarah jalan Pinang Emas I No. 1A Pondok Indah Jakarta Selatan.

Dalam kultumnya, Deni menyampaikan keajaiban Ramadan. “ Bulan Ramadan bukan sembarang bulan, ini adalah bulan istimewa yang Allah pilih sebagai bulan penuh kemuliaan dan keberkahan. Bulan ini sangat menakjubkan, begitu banyak keistimewaan, banyak keutamaannya, banyak manfaatnya, sulit untuk menghitung nikmat, karunia dan limpahan rahmat yang Allah berikan pada bulan ini,” kata penulis buku yang berjudul “Keajaiban Ramadan”.

Deni melanjutkan, bahwa Allah SWT telah sampaikan usia seorang hamba hingga bulan yang mulia ini, sudah sepantasnya mengucapkan rasa syukur. “Kita yang hari ini  ini masih bisa melaksanakan amaliyah pada bulan Ramadan, maka harus banyak bersyukur. Sebab, berapa banyak saudara kita kena hantaman Covid-19 yang pulang ke rahmatullah. Jadi, jangan jadikan Ramadan hanya seremonial dan kegiatan tahunan tanpa makna. Kita harus optimalkan Ramadan agar menjadi orang yang lebih baik lagi dan menjadi orang mulia dihadapan Allah dan bertakwa,” ungkap Deni penuh semangat.

“Jka seseorang sungguh-sungguh menjalankan ibadah Ramadan, dengan iman dan mengharapkan pahal dari Allah SWT, maka ibadah-ibadah tersebut akan membentuk manusia dengan pribadi yang mulia. Minimal ada empat yang membentuk diri kita menjadi mulia. Pertama, pribadi yang dekat dengan Allah SWT. Kita melaksanakan berbagai ibadah di bulan ini, kita jadi dekat dengan sang Pencipta. Jika sudah dekat, maka akan muncul sikap merasa diawasi (muraqabah), muhasabah (introspeksi diri), khauf (takut, roja (harap). Semua sikap itu akan menghiasi diri kita selama 11 bulan ke depan,” lanjutnya.

Flyer Kultum Taraweh 5 April 2022/1443 H (Dokpri)
Flyer Kultum Taraweh 5 April 2022/1443 H (Dokpri)

Deni juga mengatakan, menjalani ibadah Ramadan akan membentuk akhlak mulia. “Allah SWT mewajibkan kita berpuasa akan memberikan dampak dan pengaruh, salah satunya ada akhlak mulia. Ketika berpuasa, kita mampu mengendalian diri. Dalam sabda Nabi SAW, puasa itu perisai. Jangan rusak perisai itu dengan kata yang kotor, bertindak bodoh, teriak-teriak, dan hal-hal buruk lainnya. Jika ada kegiatan training yang ampuh, maka Ramadan adalah traning yang luar biasa dan lebih ampuh dari training lainnya,” terang penulis website keagamaan Unpam ini.

Kiri : Pak Imam (Bendahara Masjid), Deni Darmawan, Pak Indart0 (Ketua Pelaksana) Dokpri
Kiri : Pak Imam (Bendahara Masjid), Deni Darmawan, Pak Indart0 (Ketua Pelaksana) Dokpri

Ketiga, lanjut Deni, bahwa Ramadan akan  menajamkan hati. “Semua rangkaian ibadah di bulan Ramadan ganjarannya adalah pahala berlipat ganda dan ampunan. Segala dosa yang pernah kita lakukan akan dibersihkan oleh Allah, termasuk hati kita. Jika hati kita sudah bersih, jernih,  maka akan berdampak pada ketajaman hati. Kita mampu menangkap sinyal-sinyal Allah, mampu membedakan baik dan buruk, mana yang batil, yang haram dan halal. Itu adalah hati yang selamat, yang akan mengantarkan kita pada keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat,” ujarnya.

Terakhir, kata Deni, bahwa Ramadan akan membentuk rasa malu. “Malu adalah cabang dari iman. Jika kita begitu rajinnya ibadah di bulan Ramadan, masa iya di luar Ramadan kita berbuat maksiat lagi, malu dong sama Allah. Jika Allah sudah ampunkan dan bersihkan diri kita, masa sih kita kotori lagi, malu dong ah sama Allah. Sikap malu ini akan muncul, ketika kita berbuat buruk. Itulah hebat dan keajaiban Ramadan yang bisa membentuk kepribadian seorang hamba menjadi mulia. Jika ada seseorang yang sudah bertahun-tahun menjalani puasa Ramadan, namun tidak ada perubahan dalam diri, maka tanyalah dalam diri masing-masing,” tutupnya.  

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun