Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.
Puasa Pengendali Diri Dalam Bermedia Sosial
Puasa di era digital tak hanya menahan lapar dan dahaga. Tetapi juga menahan jari agar tak menari-nari di atas tuts dengan bebas tanpa kendali.
Jika kita amati media sosial saat ini. Terutama menjelang, saat dan usai pemilu. Betapa konten media sosial muatannya hampir seluruhnya bernada kebencian.
Betapa bebasnya jari-jari mereka mengetik kalimat-kalimat tak terpuji. Tanpa memikirkan perasaan orang yang dimaksud. Pokoknya bisa menghujat seenak udel menjadi kepuasaan tersendiri.
Syukurnya bulan Ramadhan segera tiba. Bagi mereka yang mau berpikir dan masih memiliki hati. Maka selama satu bulan ini menjadi momentum pengendalian diri. Lebih bagusnya lagi kalau bisa introspeksi diri. Jadi tak sia-sia menjalankan ibadah puasa.
Sulit? Mungkin. Tak mudah menjaga hati di media sosial itu. Karena tak ada yang mengawasi. Hanya pikiran dan hati nurani yang menjadi rem, pengendali diri.
Berpuasa pun bisa menjadi penjaga hati asal kita mau berpikir. Berpikir, bahwa sayang jika bulan yang penuh rahmat dan ampunan ini tak dimaksimalkan.
Jadi mari gunakan media sosial sebagai penyebar berita baik. Ajang silaturahmi dan ajang bisnis. Karena ini momentum yang belum tentu bisa kita jumpai lagi di tahun mendatang. (EP)