Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.
Demi Silaturahmi Nekat Memacu Motor dengan Kecepatan Tinggi
Tapi memasuki perumahan tempat tinggal paklik di Metro masih banyak lahan yang kosong juga. Karena memang bukan di pusat kota sekali sih. Pukul 19.00 WIB saya dan rombongan baru tiba di Metro. Setelah menempuh perjalanan sekitar 3-4 jam dengan kecepatan tinggi.
Tentu saja tidak bisa langsung pulang. Harus menginap. Nah, menginap di sini tidak masuk dalam jadwal perjalanan. Sehingga mengubah jadwal yang sudah saya buat. Seharusnya tanggal 5 Mei 2022 pagi kita sudah star menuju Bakaheuni. Ini baru star dari Metro.
Saya ingin pulang setelah subuh atau pukul 06.00 WIB biar cepat. Tetap dilarang. Katanya jam segitu masih sepi dan gelap. Akhirnya pukul 07.00 WIB baru boleh pulang ke Sribawono. Itu pun karena suami adik sepupu berangkat kerja. Jadi saya mengikuti mobil melaju lagi saat kembali.
Wah, adik ipar lebih gila-gilaan bawa mobilnya. Ngebut sekali. Mungkin karena mengejar jam kerja. Alhasil saya pun harus mengimbangi agar tidak kehilangan jejak. Arah pulang, kecepatan sepeda motor saya nyaris mencapai 90 km/jam. Benar-benar gila untuk ukuran saya.
Bagaimana lagi? Kondisi di sana seperti itu. Apalagi saya juga mengejar waktu. Agar tidak terlalu siang menuju Bakauheni. Sebab Lintas Timur yang akan saya lalui nantinya belum pernah saya jajaki sebelumnya. Belum lagi setelah dari pelabuhan Merak, arah ke rumah masih sekitar 4 jam lagi. Jadi harus benar-benar diatur waktunya.
Tepat pukul 11.00 WIB saya tiba di Sribawono. Langsung packing dan bersiap untuk melaju lagi menuju Bakaheuni. Benar-benar tanpa jeda motoran hari terakhir di Lampung. Semua demi silaturahmi. Demi mempertemukan adik-adik dengan saudara di Lampung. (EP)