Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.
Indahnya Panorama di Jalan Raya Lintas Pantai Timur Lampung
Perjalanan mudik ke Lampung dengan mengendarai sepeda motor menggoreskan kenangan indah di benak saya. Tak hanya pengalaman menegangkan di jalur-jalur yang katanya rawan begal. Tapi juga pengalaman berkesan atas keindahan jalur yang baru dilewati.
Lampung merupakan pintu gerbang perjalanan darat menuju Pulau Sumatera. Pulau yang menjadi tujuan mudik saya. Ada beberapa tempat di Lampung yang akan saya kunjungi. Yakni Bandar Lampung, Metro dan Bandar Sribawono.
Dulu untuk menuju Bandar Lampung hanya satu jalur yang bisa dilalui. Yakni jalan Raya Lintas Timur. Meliputi Bakauheni, Penengahan, Kalianda, Katibung, Bandar Lampung. Dari Bandar Lampung baru bisa melanjutkan perjalanan ke Metro atau Sribawono.
Kembali ke Jakarta melalui jalan yang sama. Namun setelah Jalan Raya Lintas Pantai Timur dibuka. Maka untuk menuju Metro dan Sribawono bis melalui jalur ini, yang katanya lebih dekat.
Saya yang belum pernah melalui jalan tersebut tentu penasaran. Tapi demi menghindari kesasar dan kemalanan di jalan, maka ketika berangkat tetap memilih Jalan Raya Lintas Timur seperti biasa.
Ketika kembali barulah saya mencoba lewat Jalan Raya Lintas Pantai Timur. Apalagi saya memulai perjalanan pulang dari Sribawono. Jadi lebih dekat ke Bakauheni. Adapun kota yang saya lintasi meliputi Labuan Maringgai, Pasir Sakti, Sragi, Ketapang barulah Bakauheni.
Saya pikir akan menjumpai jalanan yang sepi dengan kanan kiri hutan juga. karena Jalan Raya Lintas Pantai Timur termasuk jalan yang baru dibuka. Ternyata salah.
Jalur ini menurut saya lebih ramai dibandingkan dengan Jalan Raya Lintas Timur yang melewati Kalianda.
Melintasi Jalan Raya Lintas Pantai Timur, saya disuguhi pemandangan sawah yang luas menghijau. Kemudian gunung dan bukit-bukit yang terasa begitu dekat dihadapan kita. Apalagi begitu mendekati Bakauheni. Gunung dan pantai panorama yang membuat saya berdecak kagum atas ciptaan-Nya.
Dibeberapa tempat saya sempat berhenti menikmati keindahan alam sekitar. Bahkan ketika beristirahat di rest area rasanya enggak beranjak lagi. Sebab begitu teduh dan nyamannya untuk beristirahat. Dengan latar pegunungan dan pepohonan hijau.
Jika tidak ingat bahwa perjalanan saya masih jauh, inginnya berlama-lama di rest area. Sayang saya berkejaran dengan waktu. Maka dengan berat hati saya harus beranjak dan melaju lagi menuju pelabuhan Bakauheni.