Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.
Menghargai atas Apa yang Dimiliki Arti Bersyukur Sesungguhnya
"Coba kulit aku putih bersih. Badan aku tinggi langsing. Pasti aku bisa jadi foto model atau peragawati deh. Enggak kayak sekarang cuma bisa jadi SPG."
Pernahkan mendengar keluh kesah semacam di atas? Meski dalam bentuk berbeda? Artinya mengeluhkan kondisi diri yang tidak seperti orang lain.
Orang semacam ini merasanya kehidupan yang ia jalani tidak sebaik orang lain akibat kekurangan yang ada padanya. Sehingga ia beranggapan bisa menjadi seperti yang diinginkan jika memiliki sesuatu yang sama dengan orang lain itu.
Padahal, apa ia miliki sekarang. Apa yang terjadi pada dirinya saat ini adalah satu hal yang sudah terbaik menurut kehendak Tuhan. Tugas kita hanya bersyukur atas apa yang sudah ada pada kita.
Tidak mungkin dong Tuhan menjerumuskan umatnya? Tuhan memberi umatnya sesuatu yang buruk dan merugikan? Memang kesannya Tuhan tidak adil.
"Dia diberi tubuh yang sempura. Tinggi semampai. Aku semeter saja enggak sampai."
Padahal jika mau menelaah lebih jauh. Belum tentu kita bisa menjalani kehidupan dan cobaan yang ada pada orang yang putih bersih dan tinggi semampai tersebut.
Karena memang kita tidak tahu. Tapi Tuhan tahu. Makanya kita tidak diberikan kondisi fisik semacam itu. Bisa jadi kita tidak akan kuat.
Seperti kata Dilan.
"Jangan rindu. Berat. Biar aku saja."
Istilahnya semacam itu. Jadi syukuri apa yang ada. Hidup adalah anugerah. Begitu kata D'Masiv dalam salah satu lagunya.
Arti bersyukur sesungguhnya adalah menghargai apa yang dimiliki. Apapun itu. Fisik kita, pekerjaan dan harta benda yang dimilikim Jangan bandingkan dengan apa yang ada pada orang lain.
Apalagi berkeluh kesah atas perbedaan kita dengan orang lain. Wah, bisa menjadi penyakit hati. Syirik bahkan dengki. Maka berhati-hatilah.
Hargai fisik kita yang mungkin tidak tinggi semampai. Tapi memiliki daya juang tinggi. Hargai pekerjaan kita saat ini. Di luar sana banyak orang bingung mencari kerja.
Hargai pasangan kita. Di luar sana banyak yang masih jomblo. Hidup dalam kesendirian. Dengan menghargai apa yang dimiliki, itu arti bersyukur yang sesungguhnya
Content Competition Selengkapnya
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Ketemu di Ramadan hadir kembali. Selain sebagai ajang buka puasa bersama Kompasianer, ada hal seru yang berbeda dari tahun sebelumnya. Penasaran? Tunggu informasi selengkapnya!