Seorang pembelajar, pecinta alam dan penikmat makanan pedas. Sesekali mengkhatamkan buku dan membagikan pemikirannya dalam tulisan. Beredar di dunia maya dengan akun @kohminisme (IG) dan @deNocz (Twitter).
Karena Tujuan Traveling adalah untuk Riya
Perbukitan nan hijau, dikelilingi lautan nan biru, keindahan Pulau Padar memang tak terelakkan. Pemandangan itu kulihat dari atas dimana kontur pulau ini bagaikan teluk yang mengapit di sisi kiri dan kanannya.
Sayangnya di perjalanan kembali dengan kapal boat kecil menuju kapal yang kami tumpangi, pemandangan itu sedikit tercoreng. Banyaknya sampah plastik di tengah laut sudah jadi masalah yang umum terjadi di destinasi wisata pantai dan laut.
Labuan Bajo dan Kepulauan Komodo memang indah, namun juga punya banyak masalah. Salah satunya adalah sampah yang banyak berseliweran yang kami lihat bukan hanya di Pulau Padar saja, tetapi juga Pulau Komodo, Pulau Kenawa hingga Pulau Kelor.
HAAPPP!
Dengan satu sapuan tangan aku berhasil meraih bungkusan plastik sebelum kami naik ke kapal besar. Sampah ini akan kubuang ke tempat semestinya.
Memang semakin ramai tempat wisata, akan semakin banyak pula sampah berserakan. Itu karena banyak turis dan wisatawan yang belum sadar sepenuhnya akan kebersihan lingkungan wisata, khususnya wisata alam.
Yang mereka prioritaskan hanyalah jalan-jalan dan buat konten sebanyak mungkin demi riya di media sosial. Ironis, mereka mengunggah konten foto atau video dengan latar Pulau Padar atau Pulau Komodo menggunakan caption dan hashtag nature, alam dan sebagainya, namun perilaku mereka tak mencerminkan pecinta alam sejati.
"Mungkin next time kita harus bikin voluntrip ya (sejenis trip sekaligus volunteer), ngumpulin sampah-sampah di laut."
Tiba-tiba saja aku melontarkan ide saat kami sedang ngopi santai di atas kapal.