Detha Arya Tifada
Detha Arya Tifada Editor

Journalist | Email: dethazyo@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Buih-buih Identitas di Balik "Nyamannya" OOTD Ngabuburit

24 Mei 2019   21:16 Diperbarui: 24 Mei 2019   21:26 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buih-buih Identitas di Balik "Nyamannya" OOTD Ngabuburit
Aloha/ dethazyo

Berbicara mengenai pakaian, tentu kita akan mendapatkan fakta, bahwa apa yang dikenakan sehari-hari tak hanya melulu persoalan nilai barang, brand terkenal, atau sesuai dengan selera zaman. Terlebih, kalau diperhatikan lebih jauh, pakaian ialah sebuah identitas bagi pemakainya. Bahkan, di zaman dahulu (hingga kini) melalui pakaian kita dapat mengetahui karakter, kepribadian hingga pandangan politik seseorang.

Saya pribadi yang sehari-hari hidup mengais rejeki lewat lajur kreatif pun sama, memilih menyuarakan karakter dari pakaian yang dikenakan, dan begitu pula seisi kantor tempat saya bekerja. Ada yang nyaman dengan gaya anak band disertai kaos oblong dengan artwork band favorit. Ada yang nyaman dengan gaya eksekutif muda dengan menggabungkan kemeja lengan panjang dan celana chino. Serta ada yang nyaman dengan bergaya ala anak motor dengan kaos oblong beserta celana pendek plus rantai dompet sebagai obat ganteng (zaman dulu sekali). Hehhehehe..

Kusus diri pribadi, karena memang terlahir dan hidup didaerah yang banyak pantai dan agak panas (Sumbawa Besar). Maka semenjak sehabis kuliah, saya langsung buru-buru mencari dimana kantor yang dapat mengakomodasikan penampilan, dengan membolehkan celana pendek sebagai syarat utama mencari kerja.

Susah? Tentu, namanya kalau dikulik suatu hari pasti dapat. Oleh karenanya, saya memlih kerja dalam bidang kreatif, yang kebanyakkan bukan melihat tampilan rapi semata, tetapi lebih pada skill per-individu, seraya Google mencari pegawai, seperti yang pernah saya dengan dalam sebuah berita "tak peduli lulusan mana, anak di kolong jembatan pun, kalau memiliki skill dan kreatif kita akan terima."

Saya sehari-hari memang menyukai gaya pakaian dengan memadukan celana pendek dan kemaja lengan pendek. Menurut saya, inilah gaya yang pas untuk mewakili spirit Young, Wild, & Free yang ada pada diri. celana pendek sebagai symbol kebebasan (free), warna hitam yang memberi kesan liar (wild), dan kemaja lengan pendek yang memberi makna jiwa muda (young). Masalah alas kaki yang dikenakan, saya tak terlalu fanatik, kadang sepatu bernuansa budaya skate, budaya punk, atau budaya gaya hidup sehat aktif bisa saja menjadi pilihan.

OOTD ngabuburit/ dethazyo
OOTD ngabuburit/ dethazyo
Dalam bulan Ramadan pun sama, Outfit of The Day (OOTD) baik kala menghadiri jamuan buka puasa bersama teman-teman sembari ngabuburit. Penampilan yang sama selalu diadopsi, bahkan, kala saya bercelana panjang, maka ada-ada saja yang nantinya akan protes. Kenapa? Karena identitas yang melekat sudah seperti itu.

Layaknya Bung Karno dengan peci hitamnya, yang oleh Cindy Adams (penulis Biografinya), disebutkan Peci menurut bung karno ialah "simbol nasionalis," dan itu berhasil mengubah pandangan, bahwa peci yang hanya dikenakan oleh rakyat biasa, kini telah digunakan oleh hampir seluruh pemimpin bangsa Indonesia pasca Soekarno.

gaya santai/ dethazyo
gaya santai/ dethazyo
Begitu juga dengan kemaja dan celana pendek, biarkan orang menganggap pemakainya dengan label seorang yang rebel (pemberontak) di jamuan resmi. Tapi, percayalah cepat atau lambat, pemikiran seperti itu akan sirna kala langsung berjumpa dengan orangnya. Mencoba sejenak mengetahui pola pikirnya, kepribadiannya, dan pandangan politiknya.

Akhir kata, apapun tampilan yang ingin Anda pertegas sebagai identitas sewaktu ngabuburit dan buka bersama (bukber), pastikan dulu, apakah nyaman digunakan. Jika sudah nyaman, maka langkah berikutnya ialah nikmati, resapi dan bangga-lah akan hal tersebut. Salam...

signature
signature

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun