DEWIYATINI
DEWIYATINI Freelancer

Belakangan, hiburan di rumah tidak jauh dari menonton berbagai film dan seri dari berbagai negara, meski genre kriminal lebih banyak. Daripada hanya dinikmati sendiri, setidaknya dibagikan dari sudut pandang ibu-ibu deh! Kendati demikian, tetap akan ada tulisan ringan tentang topik-topik yang hangat mungkin juga memanas di negeri ini. Terima kasih untuk yang sudah menengok tulisan-tulisan receh saya. Love you all!

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Kenapa Dua Anak Ini Tidak Lagi Antusias Beli Baju Baru Buat Lebaran?

5 April 2024   17:14 Diperbarui: 5 April 2024   17:15 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lebaran tahun ini, saya merasa heran karena anak-anak tidak terlalu antusias untuk membeli baju baru. Walau sebenarnya, orang tua yang terlalu antusias untuk membelikan baju baru. Ya, memang tugas dari orang tua, terutama kepala keluarga untuk memenuhi kebutuhan sandang anggota keluarganya. 

Antusiasme yang sama dengan orang tua saya dulu. Begitu juga saya, waktu kanak-kanak. Saat itu, rasa ingin memiliki baju baru sering digadang-gadang sebagai bonus puasa full sebulan, tanpa bolong-bolong. Apalagi, kami yang tinggal di pemukiman kumuh padat penduduk, banyak anak-anak yang akan saling pamer baju baru dan jumlah nominal Tunjangan Hari Raya (THR) yang diterima. 

Mungkin karena kami sekarang tinggal di pemukiman yang jarang anak-anak seusia dengan anak saya, mereka tidak terlalu antusias dengan baju baru. Di lingkungan kami, lebih banyak anak usia SMP dan SMA.

Pernah satu kali saya tanya dua anak perempuan saya yang berusia 12 tahun dan 10 tahun. 

"Neng, beli baju Lebaran mau sekarang atau nanti deket Lebaran," tanya saya sebelum Ramadhan.

Saya juga bertanya lagi, apa mereka berkenan untuk beli baju online atau harus offline. Dan jawabannya kompak seperti di pertanyaan awal, "bebas".

Hanya mereka berpesan, bajunya dress panjang atau gamis. Tentunya saya pilihkan yang sederhana. Bagi dua anak saya, pakaian itu akan digunakan untuk solat idul fitri. Nanti selepas silaturahmi akan kembali ke setelan pakaian rumah.

Saya berburu di beberapa marketplace hingga menemukan model yang pas untuk mereka. Dua anak saya setuju, apalagi waktu melihat ukurannya bisa couple dengan ibunya. Pilihan warna pun mereka ingin warna hitam. Duh, dark banget!

Kenapa mereka ingin dress panjang seperti gamis? Karena dua anak ini sering kesulitan memilih pakaian bebas bila ada acara di sekolah. Mereka beralasan baju-baju yang terkesan 'wah' saat Lebaran sama dengan baju yang dipakai untuk ke acara undangan pesta. Pakaian seperti itu tidak akan sering dipakai. Hanya bisa dipakai untuk acara tertentu.

Akhirnya akan jadi mubadzir karena tidak tiap bulan harus menghadiri undangan pesta. Ujungnya, baju itu tidak lagi bisa dipakai, karena sudah tidak muat di badan anak-anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun