dewi yatini
dewi yatini Freelancer

Saya adalah seorang pecinta kata-kata yang memiliki minat khusus dalam mengeksplorasi beragam topik menarik, mulai dari bidang hukum dan politik hingga isu-isu seputar anak, psikologi pasangan, sejarah kuliner, dan media sosial. Setiap tulisan yang saya bagikan di sini adalah hasil dari perenungan mendalam dan penelitian yang cermat, dengan harapan dapat memberikan wawasan dan pemahaman yang berharga bagi pembaca. Terima kasih telah bergabung dan mari kita jalin diskusi yang produktif!

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Gara-gara Cerita Sukses Perantau Saat Mudik, Peracik Soto Ini Sempat Terdampar di Malaysia

14 April 2024   11:19 Diperbarui: 14 April 2024   11:33 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merantau adalah pilihan untuk mencari penghidupan yang lebih baik, meski jauh dari keluarga dan kampung halaman. Pesona perantau yang pulang kampung atau mudik inilah yang sering memikat kerabat yang masih di kampung untuk turut merantau. 

Saat kerabat perantau ini datang ke kota, pemerintah setempat berusaha menghalau. Tapi apa daya, kekuatan perantau ini lebih kuat dibandingkan komitmen pemerintah untuk mencegah kedatangan mereka. 

Sebetulnya antara perantau dan calon perantau tidak ada yang patut disalahkan. Mereka hanya berupaya mencari penghidupan yang lebih baik. 

Ada cerita menarik waktu saya belanja soto madura di mana si peracik soto sempat menghilang sekitar empat bulan. Ternyata dia merantau ke Malaysia sebagai kuli bangunan. 

"Jun, kamu dari mana aja beberapa bulan belakangan?"

"Dari Malaysia, Bu!"

"Wah, hebat kamu! Liburan ya, di Malaysia?"

Jun kemudian menceritakan petualangannya hingga bersandar di Malaysia beberapa bulan. Semua berawal dari tetangga dan kerabatnya yang juga merantau ke Malaysia. Mereka bekerja sebagai kuli bangunan. 

Saat mudik ke kampung, kerabatnya yang baru kembali dari Malaysia menunjukkan keberhasilan mereka selama di sana. Meskipun bekerja sebagai kuli bangunan tapi bukan kuli dengan buruh murahan layaknya di Indonesia. 

Jun bilang saat pulang mereka bisa mendandani rumah dan keluarganya. Belum lagi cerita mereka saat di Malaysia, yang sepertinya mencari uang itu cukup mudah. Jun menjadi tertarik, apalagi ia ingin segera berkeluarga, tapi uang jadi kendala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun