Kisah Buku-Buku di Perpustakaan Keluargaku
Aku bahkan merasa tenggelam ketika membaca buku yang begitu mempesona. Alur kisah atau ceritanya bisa membuatku seakan berada di dalam peristiwa tersebut. Dulu waktu kecil ketika membaca buku Lima Sekawan, entah mengapa aku merasa menjadi salah seorang dari mereka. Ikut berpetualang saat liburan sekolah. Latar suasana cerita sepertinya terpampang di depan mata. Sampai pernah aku tak mendengar ketika dipanggil Mamah, saking asyiknya membaca buku itu di pojokan ruang tamu.
Aku ketika sudah punya anak lebih senang membelikan mereka buku daripada mainan. Apa yang terjadi? Benar sekali ... Perpustakaan keluargaku semakin sesak dengan beraneka macam judul buku anak-anak. Bertambah pula dengan buku-buku kuliah pascasarjana kami dan buku-buku untuk aku mengajar di fakultas ekonomi dan bisnis. Suamiku lebih senang membeli buku agama. Aku sering diberi hadiah buku olehnya. Lucu sekali saat dia berkata, "Bu ... Ada hadiah buku bagus ini. Tolong dibaca ya ... Trus nanti ceritakan isinya."
Waduh ... Ada-ada saja ya. Begitulah aku dan anak-anak juga sering membaca buku dan saling berbagi tentang apa isi buku yang telah dibaca. Anakku bungsu, Teteh sudah bisa membaca novel tebal saat umur 10 tahun. Aku ketularan deh baca novel yang dia beli. Kadang aku minta Teteh untuk memberi review dulu supaya aku tertarik turut membaca buku tersebut.
Ada buku-buku favorit yang sudah aku review di blog pribadi maupun di Kompasiana. Aku suka membaca novel karya Tere Liye dan Sibel Eraslan. Serial Empat Wanita Penghuni Surga adalah karya Sibel yang membuatku semakin yakin akan kasih sayang dari Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Pemberi Karunia. Kisah Maryam, Asiah, Khadijah dan Fatimah sangat menginspirasi.
Baca artikel terkait: Maryam, Bunda Suci Sang Nabi