Praktisi dan pemerhati pengembangan sumber daya manusia melalui konsultansi, pelatihan, asesmen. Menyukai sepakbola, otomotif dan jalan-jalan.
Persiapan Lebaran Penuh Berkah
Ingat lebaran dari sejak kecil dulu, waktu sekolah SD. Waktu itu sudah full berpuasa dan jarang bocor. Masa itu sekolah libur di minggu pertama bulan puasa, lalu masuk sekolah kembali pada minggu 2 dan 3, dan libur kembali seminggu sebelum lebaran. Suasana berpuasa sangat terasa karena semua berusaha menghormati orang-orang yang berpuasa. Warung-warung biasa otomatis menggunakan tutup di warungnya, sehingga kalau ada yang memang tidak berpuasa dan makan di warung tidak akan terlihat, setidaknya hanya kakinya yang tampak.
Bersekolahpun terasa menyenangkan dalam suasana belajar sambil berpuasa. Meskipun berjalan kaki dari rumah ke sekolah selama 15 menit, rasanya tetap tidak menyenangkan meskipun terasa haus juga. Berjalan kaki menelusuri sungai kecil sungguh menyejukkan melihat air mengalir dengan pinggiran sungai berumput. Airnya bening, meskipun warnanya agak kecoklatan dan mengajak kita berenang. Namun, katanya kalau berenang di bulan Puasa nanti terminum air dan jadi batal puasanya. Kendaraan bermotor waktu itu masih belum mendominasi, sepeda dan beca adalah pemandangan yang biasa.
Beberapa hari sebelum lebaran, sekolah sudah libur dan Ibu biasanya mulai mengajak anak-anaknya untuk bersih-bersih rumah. Kalau 17 Agustusan biasanya kita akan mengecat rumah dan pagar agar lebih semarak. Namun kalau untuk persiapan menyambut lebaran, maka fokusnya adalah bersih-bersih.
Ibu selalu mengingatkan kepada anak-anaknya bahwa ada kata-kata bijak yang mengatakan bahwa 'kebersihan adalah sebagian dari iman.' jadi kalau kita bersih, akan iman kita pun baik, itu pemahaman waktu itu dan sampai sekarang masih terngiang apa yang disampaikan Ibu. Selaras dengan apa yang disampaikan oleh ustadz di kelas pengajian.
Ibu membuat semacam daftar (masya Allah Ibu sudah mengajarkan manajemen modern) yang harus dibersihkan, yaitu:
- Bersihkan kamar tidur
- Lap jendela-jendela bagian luar dan dalam
- mengepel lantai rumahbagian dalam
- mengepel lantai rumah bagian luar
- Membersihkan pepohonan atau tanaman di depan rumah
Kamar Tidur
Paling seru kalau membersihkan kamar tidur sama sama adik-adik. Sambil merapikan dan juga menyapu lantai serta membersihkan bagian-bagian kamar tersebunyi menggunakan sapu dan lap. Melakukannya dengan kegembiraan dan penuh canda. biasanya kalau sudah terdengar agak berisik, Ibu akan mengecek dan meminta untuk jangan banyak bercanda. Penulis dan adik adik membersihkannya bisanya beberapa jam sebelum berbuka. Jadi pas sudah kehausan atau capek, tidak lama lagi berbuka puasa, hmm bahagianya.
Lap Jendela
Mengelap jendela biasanya dibagi beberapa bidang dan dikerjakan bersamaan, namun dengan bidang masing-masing. Kami masing-masing menyiapkan ember berisi air bersih. Tidak memakai sabun, karena biasanya kotoran tidak terlalu banyak. Setelah ember kelihatan kotor airnya, ember di bawa ke luar rumah dan dibuang ke tanah di taman. Air yang kotor hanis mengelap tentunya baik buat tanaman.
Pel Lantai Dalam Rumah
Lantai yang kotor tentu tidak akan membuat kita betah. Lantai yang terbuat dari ubin zaman dulu tidak terbuat dari keramik apalagi granit, tapi lantai terbuat dari bahan semen. Karena itu warnanya abu-abu kusam. Biasanya hanya disapu dan dipel menggunakan lap pel biasa yang ujungnya diperas. Untuk persiapan lebaran Ibu menyiapkan ampas kelapa yang santannya sudah diekstraksi. Ampas kelapa yang sudah hampir kering itu ternyata meninggalkan minyak yang ketika ditebar di lantai, lalu dipel menggunakan kain pel, membuat lantai jadi berkilat. Benar-benar bahan alami untuk memoles lantai. Ternyata diksi mengepel lantai disini sesungguhnya adalah memoles lantai menggunakan sisa minyak yang masih terkandung di ampas kelapa tadi.