Dimas Yanto
Dimas Yanto Pelajar Sekolah

Hobi nyanyi, introvert.topik pendidikan

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Ramadhan dan Toleransi Antar Umat Beragama

22 April 2023   11:09 Diperbarui: 22 April 2023   11:09 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramadhan dan Toleransi Antar Umat Beragama
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Ramadhan merupakan bulan yang amat suci bagi umat muslim. Di bulan ini, mereka berlomba-lomba untuk mencari pahala dengan berpuasa. Bulan ramadhan ini akan berakhir pada hari raya idul Fitri atau di Indonesia dikenal dengan hari raya lebaran.

Hari raya lebaran adalah salah satu hari raya besar bagi umat muslim, di mana hari lebaran menjadi puncak dari masa puasa yang mereka lakukan. Kebiasaan lebaran ini sangatlah istimewa, unik dan bermakna bagi mereka yang menjalankannya. 

Pada hari lebaran juga, orang orang akan bersilahturahmi kepada sesamanya untuk mengucapkan selamat merayakan idul Fitri dan merayakan kemenangan karena sampai pada akhir masa puasa. Biasanya juga kalimat yang diucapkan adalah minal aidzin walfaidzin mohon maaf lahir dan batin.

Kalimat "minal aidzin walfaidzin mohon maaf lahir batin " mempunyai makna yang dalam jika kita lihat dalam konteks kebersamaan dan kekeluargaan yakni untuk saling mendukung dan menjaga keharmonisan serta menjalin relasi yang baik antar sesama. Tak terkecuali dengan umat beragama lainnya.  

Nah, momen hari raya lebaran dapat dijadikan sebagai momen pemersatu dan mempererat tali persaudaraan antar sesama. Saling mengucapkan kalimat ini bukanlah suatu hal yang tabu atau dilarang bahkan tidak boleh, tetapi sebaliknya justru sebagai umat beragama,memberikan salam atau selamat kepada sesama yang beragama lain adalah suatu bentuk kebersamaan dan bukti terjalinnya toleransi yang baik. 

Apalagi jika kita melihat bahwa negara Indonesia adalah negara yang multikultural dan majemuk serta terdiri dari beragam bahasa, budaya, adat-istiadat dan juga agama dan kepercayaan. 

Nah, menjadi tugas kita semua untuk mewujudkan negara kita yang damai tanpa adanya pandangan yang fanatik tentang suatu agama serta kepercayaan. Juga sebagai warga negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya adat-istiadat dan kesatuan serta perdamaian, menjadi umat beragam yang saling toleran adalah suatu hal mulia yang menyatukan dan mempererat serta menjadikan suasana damai bagi bangsa dan negara kita tercinta ini. Karena Indonesia pada dasarnya bukanlah negara agama atau pun adat istiadat, melainkan negara multikultural yang pancasilais. 

Oleh sebab itu mari dikesempatan hari raya idul Fitri yang mulia ini, kita saling memberikan selamat merayakan lebaran kepada semua  umat muslim.  Dan mari kita junjung toleransi di negara kita yang tercinta ini. Untuk mewujudkan masyarakat yang aman, damai adil dan makmur.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun