Didik Purwanto
Didik Purwanto Jurnalis

Menyukai hal-hal berbau keuangan, bisnis, teknologi, dan traveling. Tulisan bisa dilihat di https://www.didikpurwanto.com dan https://www.ranselio.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Nostalgia Masa Kecil di Bulan Ramadan, Nomor 5 Bikin Jengkel

2 April 2023   12:05 Diperbarui: 2 April 2023   12:19 1539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nostalgia Masa Kecil di Bulan Ramadan, Nomor 5 Bikin Jengkel
Tradisi membangunkan orang sahur dengan memukul bedug keliling kampung. Foto: Tribunnews.com

2. Membangunkan Orang Sahur

Tradisi membangunkan orang sahur sudah terjadi lama. Di kampungku, tradisi tersebut dimulai dengan keliling kampung memakai kentongan atau bedug.

Namun seiring waktu, kentongan mulai tergantikan dengan perkakas dapur, seperti kaleng, panci beragam ukuran, wajan, spatula, hingga galon air minum isi ulang.

Tradisi membangunkan sahur keliling kampung. Foto: Wowkeren.com
Tradisi membangunkan sahur keliling kampung. Foto: Wowkeren.com
Sebelum memulai tradisi ini, biasanya aku dan teman-teman menginap di mushola terdekat mulai pukul 10 malam atau selepas tarawih. Tradisi keliling kampung sambil membangunkan orang sahur akan dimulai pukul 2 dini hari hingga pukul 3 dini hari. Lantas, aku biasanya pulang untuk makan sahur setelahnya.

Era 2010-an, teman-teman remaja masjid mulai menghentikan tradisi keliling kampung menggunakan kentongan. Alat mulai beralih dengan sound system, lengkap dengan kendaraan mini. Isi lagu bukan sholawatan, tapi dangdutan full house yang bikin orang tidur pasti terbangun. Ada yang kesel, tapi ada juga yang seneng jadi ikut bergoyang.

Di tahun 2020-an, tradisi itu mulai menghilang. Apalagi di tengah pandemi. Larangan berkumpul bikin pemuda masjid dan mushola enggan melestarikan tradisi itu. Jadilah cuma pengumuman jam sahur via pengeras suara. Itu pun hanya diumumkan pukul 03.00, pukul 03.30, pukul 04.00 dan waktu imsyak.

Jadi bagi yang tertidur pulas, siap-siap sahur bablas. Ah kangennya masa ini.

3. Sholat Shubuh Berjamaah

Karena jadwal waktu imsyak dan shubuh tidak jauh, kita selalu diajarkan untuk ibadah di mushola/masjid terdekat. Yang paling asyik, kita selalu janjian dengan teman terdekat untuk jalan bersama.

Anak kecil ibadah sholat berjamaah. Foto: Islampos
Anak kecil ibadah sholat berjamaah. Foto: Islampos
Saat itu belum ada teknologi ponsel. Jadi bagi yang rumahnya jauh akan menghampiri yang terdekat. Namun di saat yang jauh tidak nongol, yang dekat mushola/masjid harus menghampiri. Kita jadi dekat. Kalau ada masalah pun selalu curhat.

4. Jalan Pagi Sambil Main Petasan

Selepas sholat shubuh, hal yang bikin kangen adalah jalan pagi dan main petasan. Biasanya aku nggak pernah beli karena orangtua ku melarang.

Saat jalan pagi itu, kita biasanya berpapasan dengan warga kampung sebelah. Ada yang ejek-ejekan terkait besar kecil petasan.

Bermain petasan bambu. Foto: Kompas.com
Bermain petasan bambu. Foto: Kompas.com
Karena jalan dengan anak dewasa, kadang kita saling menggoda dengan cewek cantik yang berpapasan di jalan dengan kita. Ah serunya meski aku dulu nggak tahu itu apa faedahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun