Didik Purwanto
Didik Purwanto Jurnalis

Menyukai hal-hal berbau keuangan, bisnis, teknologi, dan traveling. Tulisan bisa dilihat di https://www.didikpurwanto.com dan https://www.ranselio.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Film Religi Tak Harus Islami

5 April 2023   22:03 Diperbarui: 5 April 2023   22:07 2016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film Religi Tak Harus Islami
Daftar film religi di Indonesia. Foto: Pinhome

Perjalanan film religi di Tanah Air telah muncul sejak tahun 1950 hingga tahun 1980-an. Saat itu sudah muncul film yang sarat makna nilai kehidupan. Seperti Dosa Tak Berampun pada 1951 meski isi ceritanya malah mengisahkan seorang ayah yang meninggalkan keluarganya. Film berujung sang anak tidak mengakui ayahnya tersebut.

Poster film Dosa Tak Berampun. Dokumen PPHUI
Poster film Dosa Tak Berampun. Dokumen PPHUI

Film religi yang sarat dengan nilai Islam yakni Tauhid (1964) karya Asrul Sani. Film itu mengisahkan seorang dokter kapal yang seringkali bertugas dalam perjalanan ke Tanah Suci tapi tidak turut menunaikan ibadah haji. Atau film Ja Mualim (1968) karya Usmar Ismail yang juga menceritakan perihal rukun Islam kelima tersebut.

Yang bikin bangga, film Al Kautsar (1977) besutan Chaerul Umam berhasil menyandang penghargaan Tata Suara Terbaik di Festival Film Asia XXIII di Bangkok.

Film Berlantunkan Musik Dangdut

Era 1980-an mulai marak film religi yang dipasangkan dengan lantunan melodi seni musik dangdut. Kepiawaian Rhoma Irama sebagai penyanyi sekaligus aktor menjadikannya sebagai Raja Dangdut yang kita kenal hingga sekarang.

Filmnya yang terkenal antara lain Perjuangan dan Doa, Keagungan Tuhan hingga Nada dan Dakwah yang menggandeng KH Zainuddin MZ.

Kebangkitan film religi Tanah Air juga mulai membuncah dengan film Titian Serambut Dibelah Tujuh (1982), yang merupakan produksi ulang dari film Asrul Sani. Film tersebut memenangkan penghargaan Skenario Terbaik, nominasi Sutradara, Pemeran Utama Pria, Pemeran Utama Wanita, Pemeran Pembantu Pria, Editing, Fotografi, Musik dan Artistik Terbaik di ajang Festival Film Indonesia tahun 1983.

Puncak Kebangkitan Industri Film Religi

Film Ayat-Ayat Cinta pada 2008 dipercaya sebagai momentum kebangkitan industri film religi di Tanah Air. Sejak diputar pada 2008, film tersebut telah dilihat lebih dari 3,6 juta penonton. Hal ini mendorong sineas lain ikut serta memproduksi film serupa.

Kendati Indonesia yang mayoritas muslim menjadi pasar potensial penonton yang jelas, perjalanan sineas muda menggarap film religi tak semudah membalikkan telapak tangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun