Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Guru

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

(Tentang) Nuzulul Qur'an

28 Maret 2024   10:26 Diperbarui: 28 Maret 2024   10:36 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ramadan sudah melewati pertengahan bulannya. Hari ini kita memasuki tanggal ke-17. Tanggal yang umumnya diperingati sebagai tanggal turunnya Al-Qur'an, Nuzulul Qur'an.

Al-Quran, dikutip dari materi kursus keislaman di Lumen Learning, diwahyukan secara lisan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril secara bertahap selama kurang lebih 23 tahun, dimulai pada tanggal 22 Desember 609 Masehi, saat Nabi Muhammad berusia 40 tahun, dan diakhiri pada tahun 632 Masehi - tahun kewafatan beliau. Sementara menurut Saifurrahman Mubarak Puri, tanggal pasti dari peristiwa ini adalah hari Senin, tanggal 21 Ramadan sebelum matahari terbit, yaitu 10 Agustus 610 Masehi - ketika Nabi Muhammad saw berusia 40 tahun, 6 bulan dan 12 hari (dalam tahun lunar), yaitu 39 tahun, 3 bulan dan 22 hari (tahun solar).

Sedikit mundur ke belakang, nama Ramadan diperkirakan mulai muncul pada tahun 412 M. Adalah Kilab bin Murrah yang konon mengusulkan nama Ramadan untuk bulan yang sebelumnya bernama Natiq. Pengusulan nama ini terjadi dalam sebuah pertemuan tokoh agama dan masyarakat di Mekah untuk menyepakati interkalasi. Interkalasi, menurut Ensiklopedia Brittanica, berasal dari kata interkalar (dari bahasa Latin intercalare, menyatakan, calare, penyisipan hari dalam kalender), sebuah istilah yang diterapkan pada bulan, hari, atau hari yang disisipkan di antara bulan atau hari lain untuk menyesuaikan perhitungan waktu, berdasarkan revolusi bumi mengelilingi matahari, hari, dan bulan mengelilingi bumi, bulan lunar, dengan revolusi bumi mengelilingi matahari, tahun matahari. 

Nihayatur Rohmah dalam Dinamika Almanak Masa Pra Islam Hingga Era Islam; Studi atas Penanggalan Sistem Solar, Lunar dan Luni-Solar menyebutkan beberapa alasan praktik an-nas' (interkalasi) ini dikalangan bangsa Arab, antara lain : (1) kebutuhan akan perang, diantaranya dengan mengundur bulan Muharam kepada bulan Safar, (2) untuk menyesuaikan selisih 11 hari antara tahun bulan dan tahun matahari, diantara konsekuensinya adalah dengan mengundur ibadah haji dari waktu sebenarnya, (3) untuk kepentingan perjalanan dan perdagangan, yaitu dengan menyesuaikan dengan musim panen dan perubahan musim.

Ketika bangsa Arab, seperti dilansir laman The Alsadiqin Institute dalam The Arab-Jewish Sanhedrin, 412 CE, mengadopsi prosedur tersebut, mereka menggunakan kata nas' untuk menunjukkan keseluruhan sistem. Sistem ini dioperasikan dengan cara yang sama seperti yang dilakukan oleh orang Yahudi - awal tahun (Muharram) dikaitkan dengan musim semi.

Penjelasan tradisional untuk interkalasi satu bulan tambahan adalah bahwa bangsa Arab telah terjangkit penyakit penyembahan berhala tiga ratus tahun sebelum kedatangan Nabi. Ibadah haji bagi mereka tidak lebih dari sebuah festival besar. Karena kalender mereka adalah kalender lunar, hari raya ini kadang-kadang diadakan pada musim ketika tanaman belum dipanen dan belum siap untuk dijual. Oleh karena itu, mereka merancang metode kabzsa, yang menurutnya satu tahun terkadang terdiri dari 13 bulan. Namun, derivasi spontan dari bulan yang diselingi ini tampaknya tidak mungkin. Kita tidak hanya melihat istilah Nasi yang digunakan oleh orang Arab, tapi setidaknya sampai tahun 541 M, kalender Yahudi dan Arab bertepatan.

Kembali kepada nama Ramadan. Tampaknya dalam tradisi Arab pra-Islam, Ramadan adalah nama untuk bulan musim panas yang terik. Namun, dalam kalender Islam (Hijriyah), waktu Ramadan bervariasi dari tahun ke tahun sehingga selalu jatuh di musim panas. Akan tetapi panasnya Ramadan secara rohanian masih dipertahankan karena hati orang-orang yang berpuasa mengambil 'panas' dari energi ibadah dan ingatan tentang akhirat sebagaimana mereka biasa mengambil pasir dan batu yang terbakar panasnya matahari - hingga memerah saking panasnya pada hari-hari bulan panas tersebut.

17 Ramadankah Nuzulul Qur'an?

Menurut Shaykh Sayeedur Rahman dari Darul Ifta Birmingham, diriwayatkan dalam sebuah hadits Nabi saw bahwa semua Nabi, sejak penciptaan manusia hingga akhir zaman, menerima kitabnya masing-masing di bulan Ramadan pada tanggal yang berbeda. Qatadah r.a. dari Watsilah r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda: "Ibrahim (as) menerima kitab sucinya pada tanggal 1 Ramadhan, Injil diturunkan pada tanggal 18 Ramadhan dan Al-Qur'an diturunkan pada malam tanggal 24, yaitu pada tanggal 25 Ramadhan. (Qurtubi, Vol 16, P110)"

Pernyataan bahwa "Al-Quran diturunkan pada Malam Lailatul Qadar" berarti bahwa Al-Quran diturunkan secara keseluruhan dari Lauhul Mahfuzh ke langit yang paling rendah dalam satu malam di bulan Ramadan. Namun, ia diturunkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam secara bertahap dalam kurun waktu dua puluh tiga tahun. Beberapa ulama berpendapat bahwa bagian dari Al-Quran yang ditakdirkan untuk diturunkan pada tahun tertentu, diturunkan pada Malam Lailatul Qadar dari Lauhul Mahfuzh ke langit bumi yang paling rendah. (Qurtubi, Vol 16, P110)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun